Amazon Ad Tag

21 Agustus 2008

Cuap tentang pembukaan olimpiade

Di balik segala kemewahan dan keagungan pelaksanaan pembukaan olimpiade beijing 2008 yang berkesan sempurna, ada sebuah cerita kecil yang ga tanggung-tanggung mengandung pesan moral yang mampu membuat seorang cina murtad berpikir akan bobot sebuah image dan kesan penampilan bagi sosok negara cina dibandingkan dengan kualitas nyata dan efek balik dari fakta yang pada akhirnya akan diketahui oleh publik.

Adalah Zhang Yimou, sang komandan pembukaan olimpiade beijing 2008; yang menyatakan dengan jelas bahwa "tak ada satu kesalahanpun yang akan dibiarkan terjadi". Janji penuh tekad ini terasa sangat nyata saat kita merasakan sendiri pengalaman menyaksikan ritual pembukaan olimpiade beijing 2008 yang benar-benar high profile dan diakui sebagai acara pembukaan olimpiade yang memiliki anggaran dana terbesar selama ini. Logo olimpiade yang terdiri dari 5 cincin warna-warni itupun ditampilkan istimewa dengan pertunjukkan laser yang diukur ketepatan waktunya, belum lagi puncak acara yaitu penyalaan api dengan pertunjukkan manusia gantung dan terbangnya burung perdamaian.

Berbicara mengenai kesempurnaan tidak terlepas dari gadis pemanis yang selalu ada jatahnya dalam tiap acara manapun, standar yang ditentukan juga menuruti pola dan berkembang menurut kepentingan. Dalam hal ini adalah gadis pembawa bendera dan papan bertulisan yang akan konsisten untuk berjalan dengan anggun walaupun memakai gaun panjang sampai menyentuh lantai, tangannya harus kuat untuk terus memegang papan atau bendera tanpa letih, walaupun lengannya kurus langsing.

Sementara itu, penampilan adalah yang terutama. Gadis olimpiade beijing 2008 haruslah tinggi langsing dan berkulit putih mulus, berparas cantik dan senantiasa tersenyum manis sambil dapat melambaikan tangan dengan gemulai dan bergaya feminin. Bisa dikatakan kulit putih mulus yang bukanlah khas kulit cina yang umumnya kuning langsat adalah suatu keunikan yang tidak mencerminkan cina, namun tampaknya ini ditujukan agar tidak memberikan pengaruh buruk terhadap penjualan produk pemutih kulit dari cina yang banyak menjamur.

Cerita kecil yang dimaksud di awal artikel adalah mengenai gadis cilik yang cantik juga bersuara indah, dan tampil untuk menyanyikan lagu berjudul "ode to the motherland" pada pembukaan olimpiade beijing 2008. Gadis itu bernama Lin Miaoke, dan patut diakui bahwa dirinya telah tampil sangat menarik dan dengan suara yang indah mampu memukau seluruh pemirsa yang menyaksikan dirinya tampil bernyanyi. Duniapun terpesona dan melalui kekuatan media, keesokan harinya namanya pun melambung tinggi dengan segala pujian yang diberikan dalam pernyataan mereka di headlines maupun article bodies sebagai bintang yang sudah terlihat bersinar di masa mudanya, dengan paras yang cantik, penampilan yang menarik, dan suara yang begitu memukau.

Benarkah begitu? Ternyata kenyataan ditutupi tetap terkuak oleh kekuatan hati bijaksana yang ternyata masih ada dalam diri seorang cina. Adalah Chen Qigang, sang pengarah musik yang kemudian menceritakan kebenarannya di Beijing Radio mengenai perubahan yang harus tidak sesuai yang terlihat oleh mata, dan fakta yang terjadi di menit-menit terakhir sebelum penampilan untuk memenuhi misi "demi untuk menggabungkan suara sempurna dengan penampilan sempurna". Apa yang dimaksudkan adalah bagaimana penampilan Lin Miaoke yang sempurna itu adalah sebuah kepalsuan belaka namun keputusan ini dilaksanakan demi memenuhi kesempurnaan yang menjadi kepentingan nasional. Chen sendiri mengakui hal ini dalam kesimpulannya.

Paragraf berikut adalah kutipan yang diambil dari sebuah artikel dengan tema sama dengan alasan kalimat yang benar-benar menohok mantap :
"Saat mata dunia sedang menatap Cina, memang menjadi satu kepentingan bangsalah untuk menampilkan yang serba sempurna. Suara yang sempurna, cantik yang sempurna. Maaf ya, tapi tidak ada tempat untuk dengan rambut pendeknya yang dikuncir berdiri, dengan pipi tembemnya, apalagi gigi susunya yang berantakan. Talenta menyanyinya memang luar biasa, tetapi Cina harus menampilkan yang sesuai dengan konstruksi cantik pada umumnya".
- Kompas Komunitas : Chrysant Lily, Manado -

Pada kenyataannya, patutkah hal seperti ini dibiarkan terjadi? Apalagi pelakunya dibebankan kepada anak-anak yang notabene masih butuh bimbingan yang baik dan benar untuk masa depan mereka? Bukankah dengan begini Lin Miaoke mendapatkan pelajaran mengenai harga sebuah kecantikan yang melebihi bakat apapun, dan modal terpenting yang akan melambungkan dirinya walaupun memiliki kekurangan lain, karena bila ada yang kurang sekalipun akan dapat dimanipulasi demi mencapai kepentingan yang lebih tinggi prioritasnya. Benarkah harga sebuah kemunafikan dan manipulasi demi image dan harga diri, adalah hal yang patut diajarkan kepada generasi muda? Coba anda renungkan dengan hati nurani, tentunya bila anda merasa masih memilikinya.

Dan siapakah sesungguhnya gadis yang menyanyikan lagu "ode to the motherland" itu? gadis bersahaja yang mengorbankan harga dirinya itu berambut pendek dikuncir berdiri, dengan pipi tembem dan gigi berantakan, yang suaranya dicuri oleh Lin Miaoke demi kepentingan nasional.

Gadis bersuara emas itu bernama Yang Peiyi.

Tidak ada komentar: