Amazon Ad Tag

16 Januari 2010

Cuap tentang Sosis Bom

Intermezzo! Ini usaha bunuh diri yang kreatif, lebih kreatif daripada sekedar lompat dari lantai 5 di mal. Well, sebenarnya bukan usaha bunuh diri juga sih, tapi lebih sekedar cari perhatian saja. Akibat stres setelah diputus pacar, He mengikatkan jejeran sosi di badannya seperti layaknya seorang teroris yang memasang bom bunuh diri dengan jejeran dinamit. Pertama-tamanya pasti memang mengagetkan, tapi saat sadar itu cuma sosis jadi bahan lelucon deh. Selain menyebabkan kehebohan (dan mungkin kemacetan), tampaknya tidak merugikan orang lain lagi, tapi tidak jelas juga setelah diamankan sanksi apa yang akan diterimanya.

-----------------------------

Diputus Pacar, He Jadikan Sosis sebagai Bom Bunuh Diri
Rabu, 23 Desember 2009 | 11:59 WIB

BENXI, KOMPAS.com — Polisi China selama satu jam bergelut dengan seorang pria yang hendak melakukan pengeboman bunuh diri. Mereka kemudian menyadari, pria itu hanya bersenjatakan sosis.

He (23) mengancam akan meledakan sebuah restoran bersama tamu-tamunya di Benxi, China bagian utara, kecuali jika para staf restoran itu menyerahkan isi brankas alias uang. Polisi penjinak bom kemudian dipanggi ke lokasi dan dengan cepat mengetahui bahwa peralatan yang digunakan pria itu hanya sosis, olahan dari daging babi.

"Ketika kami melihat apa yang ada di sekitar pinggangnya, kami tidak tahan tertawa. Beberapa dari sosis itu masih berkemasan," kata salah seorang petugas penjinak bom sebagaimana dilansir Telegraph, Rabu (23/12/2009).

He mengatakan kepada polisi bahwa dia merencanakan penyerangan itu karena stres telah diputus pacarnya. Katanya, "Saya memerlukan sejumlah kegemparan dalam hidup dan untuk maksud itu sepertinya telah berhasil." Tidak dilaporkan apa konsekuensi hukum yang bakal diterima pria iseng tersebut.

12 Januari 2010

Cuap tentang Perhiasan Cadmium

Masih ingat kasus mainan anak-anak yang mengandung timah pada catnya di tahun 2007 dulu? Setelah ditelusuri, ujung mata rantainya berasal dari meinlen. Lalu kasus keracunan makanan dengan kandungan melamine? Oknumnya lagi-lagi orang meinlen. Sekarang muncul kategori perhiasan anak-anak yang mengandung Cadmium, sebuah bahan yang digunakan secara luas pada batere NiCad.

Cadmium bukannya bahan yang cocok untuk digunakan pada barang anak-anak, terutama karena walaupun dilapisi dengan cat, bisa saja mereka terekspos tanpa sadar dengan kandungan beracun ini. Dan seperti diketahui, Cadmium sangatlah beracun, walaupun dalam konsentrasi rendah sekalipun. Yang mengagetkan, ternyata kandungan Cadmium dalam perhiasan yang dibuat cerah dan menarik ini ada yang mencapai 91% (sumber : USA Today).

Bukan hanya itu, kembali ditemukan kandungan timah bersamaan dengan Cadmium di dalam perhiasan jenis gelang dan kalung. Peringatanpun diberikan kepada pihak manufaktur di Asia agar tidak menggunakan bahan beracun lain untuk menggantikan timah pada hasil produksi mereka.

Tidak heran harganya murah, dan selain menarik karena dilapisi cat yang cerah dan memantulkan sinar, termasuk ringan dan terasa seperti memegang plastik. Baru ingat, kemarin ini cimur baru saja membeli gelang yang hurufnya bisa dipilih sendiri. Jangan-jangan mengandung Cadmium konsentrasi tinggi.

Sumber Lokal : Tempo Interaktif

02 Januari 2010

Cuap tentang Gus Dur


Shock! Itu yang pertama terlintas dalam benak cimur saat mendengar kabar wafatnya Gus Dur, mantan Presiden RI ke-4 yang kontroversial itu. Mengingat cukup banyak tokoh terkenal yang meninggal tahun ini, mulai dari David Carradine, Michael Jackson, sampai tepat menjelang Tahun Baru ditutup dengan wafatnya Gus Dur diikuti teman dekatnya Frans Seda, yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Ekonomi pada pemerintahan Megawati.

Gus Dur, atau dipanggil dengan nama resminya Abdurrahman Wahid, merupakan salah satu tokoh nasional yang karismatik dan dikenal dengan sikapnya yang doyan nyeletuk, membanyol hal-hal yang serius dengan sentilan. Selain merupakan tokoh utama dalam organisasi NU dan dianggap tetua yang selalu dicari untuk diminta nasehat dan petuahnya, iapun pernah terjun langsung dalam kancah politik Indonesia. Tepatnya saat kebangkitan demokrasi yang meruntuhkan pemerintahan totaliter Soeharto di Orde Baru.

Bersama koalisi para pendukung demokrasi saat itu (terutama pasangan yang terkenal yaitu Amien Rais dan Megawati), ketiganya bagaikan kekuatan Samkok dari legenda cina kuno yang mampu menggulingkan tirani menuju masa depan Indonesia yang lebih baik (paling tidak itulah tujuan utamanya saat itu). Gus Dur pun naik takhta menjadi Presiden RI ke-4 menggantikan Habibie yang menjabat sebagai Presiden RI ke-3 setelah Soeharto mengundurkan dirinya.

Cukup menonjol dengan profilnya yang bisa dibilang bukanlah manusia sehat lahir (secara syarat untuk menjadi pemimpin Indonesia adalah sehat secara lahir dan batin), Gus Dur tidaklah mampu melihat secara jelas, sehingga seringkali dilecehkan pendukung tokoh lain sebagai "Presiden yang buta". Pada saat memerintah itulah ia menelurkan kebijakan-kebijakan yang agak mengagetkan banyak orang, seperti mengakui dirinya keturunan cina/tionghoa (yang merupakan minoritas yang tertekan) dengan berani di muka umum. Belakangan Gus Dur dilengserkan aliansi di balik layar yang mendukung Amien Rais demi mencegah tindakan ngeyelnya lebih jauh dan digantikan oleh Megawati.

Secara prinsip dan persepsi, Gus Dur adalah sosok yang sangat mendukung pluralitas dan masyarakat yang beragam. Tidak pernah sekalipun ia hanya mendukung golongannya sendiri yang notabene merupakan komunitas terbesar di Indonesia, malah dengan berani menjadi suara untuk membela kepentingan rakyat kecil dan minoritas. Untuk hal ini ia amat dihormati oleh banyak pihak dari berbagai golongan dan mungkin kurang disukai oleh banyak pihak dari golongannya sendiri. Sebagai contoh paling tepat, Gus Dur bisa dipastikan akan selalu diingat jasanya oleh komunitas keturunan cina sebagai Presiden RI yang meresmikan hari perayaan Imlek sebagai hari besar nasional.

Tidak pernah sebelumnya, ada presiden RI yang setelah masa berkuasanya, bahkan saat kematiannya masih sangat dihormati oleh segenap rakyat Indonesia selain Gus Dur, dan tentunya pendiri RI Soekarno. Bila ia masih sempat membanyol dengan kalimat ciri khasnya, rasa-rasanya ia akan mengeluarkan pendapat berikut,"Larang buku Gurita Cikeas? Gitu aja kok repot?"

----------------------------

Gus Dur Berpesan Kaum Fundamentalis Jangan Dijauhi
Kamis, 31 Desember 2009 | 07:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang akhir hidupnya, kepedulian mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid terhadap persoalan toleransi dan kerukunan umat beragama, tetaplah besar sehingga menitipkan pesan pada tokoh Katolik untuk memperlakukan kaum fundamentalis secara lebih bijak.

Romo Benny Susetyo, Sekretaris Eksekutif Hubungan Antaragama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jakarta, Rabu (30/12/2009) malam, merujuk pada pertemuan antara Ketua Dewan Kepausan untuk Dialog antar Agama Vatikan Kardinal Jean Louis Tauran dengan KH. Abdurrahman Wahid pada November 2009. "Saat itu Gus Dur berpesan agar kaum fundamentalis jangan dijauhi tetapi harus dicintai," katanya mengutip salah satu pesan Gus Dur.

Menurut Romo Benny, Gus Dur adalah tokoh besar bagi bangsa Indonesia. Ia sangat memperhatikan isu-isu pluralisme dan mementingkan arti dari kejujuran. Selama hidupnya, Gus Dur dikenal sebagai sosok yang sangat mendedikasikan jiwa dan raganya untuk bangsa Indonesia.

"Menurut saya, hidup Gus Dur semata-mata untuk bangsa dan negara. Beliau meninggalkan kepentingan pribadinya untuk bangsa, orang yang mencintai bangsa dan menyediakan waktu untuk bangsa," kata Romo Benny yang merupakan teman dekat dari almarhum Gus Dur.

Gus Dur juga dikenal sebagai sosok yang hangat dan tidak pernah lepas dari guyonan-guyonan yang menyegarkan. Guyonan itulah menjadi ciri khas Gus Dur yang selalu diingat.
Lebih lanjut Romo Benny mengatakan, meski didera sakit, Gus Dur masih sempat mengucapkan Selamat Natal padanya melalui telepon pada 25 Desember 2009.

"Pada 25 Desember, beliau menghubungi saya untuk mengucapkan Selamat Natal. Saat itu Gus Dur sempat mengeluh karena sakit gigi, tapi tetap saja Gus Dur bilang masih sehat," katanya.
Dalam perbincangan tersebut, Romo Benny mengaku menerima pesan dari Gus Dur yaitu untuk menjaga Shinta Nuriyah Wahid, istri Gus Dur.

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid meninggal dunia pada usia 69 tahun karena sakit di RSCM Jakarta, Rabu pukul 18.40 WIB. Abdurrahman Wahid menjabat Presiden RI keempat mulai 20 Oktober 1999 hingga 24 Juli 2001. Putra pertama dari enam bersaudara itu lahir di Desa Denanyar, Jombang, Jawa Timur, pada 4 Agustus 1940. Gus Dur menikah dengan Shinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenni), Annita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari.