Amazon Ad Tag

29 Maret 2010

Cuap tentang Mainan Beracun (2)

Tambahan mengenai racun pada mainan made in meinlen. Ada bahan yang baru menimbulkan masalah di negeri tetangga, phthalate yang digunakan pada bahan plastik mainan untuk menambah kelenturannya ternyata mengakibatkan muntah-muntah, diare dan bahkan kematian dalam jumlah besar dan rentang waktu yang lama.

Penyebaran racun ini bahkan terjadi dari sentuhan dengan bahan yang mengandung phthalate, bahaya sekali karena dengan mudahnya keracunan ini dimulai dari saat yang paling awal sekalipun (memilih mainan). Semakin banyak yang terungkap, semakin seram rasanya untuk mempercayai pengawasan mutu dan keamanan produk meinlen yang sering sekali lolos sensor ini. Sebenarnya ada tidak yah sensornya? Tampaknya pihak pemerintah meinlen tidak berkomentar mengenai hal ini.

-------------------------

17 Bocah Keracunan Mainan Dari Cina
Jum'at, 05 Maret 2010 | 10:35 WIB

TEMPO Interaktif, Singapura – Tujuh belas murid sekolah dasar di Singapura bulan lalu dilarikan ke rumah sakit karena muntah-muntah dan diare. Dari hasil pemeriksaan, seperti diberitakan Jumat, (5/3), mereka mengalami keracunan tapi bukan dari makanan melainkan mainan.

Ketujuh belas siswa itu diketahui membeli mainan di pameran sekolah dan bermain dengannya. Tak lama kemudian para bocah itu mengambil makanan di pesta sekolah tanpa membersihkan tangan lebih dulu.

Setelah diperiksa diketahui mereka keracunan phthalate, sebuah zat kimia yang ditambahkan ke plastik bahan mainan untuk menambah kelenturan mainan tersebut.

Dari hasil penelusuran, mainan berupa gantungan kunci berbentuk kedelai yang bila dikupas akan keluar butiran kedelainya itu, ternyata buatan Cina. Disebutkan racun dari mainan menempel ke tangan para bocah saat mereka memainkannya.

Peristiwa ini membuat kepala pengawas konsumen Singapura menghimbau pemerintah untuk memastikan mainan yang masuk ke Singapura aman.

Adapun phthalate ternyata tidak hanya menyebabkan diare dan muntah-muntah tapi juga menyebabkan sakit perut. Bila dikonsumsi dalam jumlah besar dan dalam rentang waktu yang lama, zat itu bisa menimbulkan kematian.

14 Maret 2010

Cuap tentang Mainan Beracun

Lagi, sedikit tambahan update mengenai mainan dari meinlen yang beracun. Seperti perkiraan cimur sebelumnya, kalau sampai di amerika sana, tentu sudah sampai juga disini. Jadi bagi para orang tua harap berhati-hati dalam memilih mainan bagi anaknya agar tidak terkontaminasi oleh bahan-bahan beracun yang dapat membahayakan keselamatan.

----------------------------

80 Persen Mainan Produk China Disinyalir Beracun
Sabtu, 13 Maret 2010 | 12:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com-- Sekira 80 persen produk China yang beredar di pasar Indonesia menggunakan bahan baku cat yang berbahaya dan tidak ramah lingkungan. Mainan asal China ini disinyalir mengandung racun. Demikian disampaikan Ketua Asosiasi Pegiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI) Dhanang Sasongko, kepada Kompas.com, Jakarta, Sabtu ( 13/3/2010 ).

Hal itu terungkap berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh APMETI terhadap produk-produk mainan China tahun 2007 . "Berdasarkan penelitian kita, 3 dari 4 mainan China itu mengandung racun. Sekitar 80 persennya mengandung timbal dan itu tidak layak konsumsi bagi anak-anak," ungkapnya.

Pascaperdagangan bebas Asean-China (ACFTA) produk mainan China memang semakin membanjiri pasar mainan Indonesia. Tak hanya itu, harganya pun juga semakin miring dibandingkan sebelumnya. Jika gempuran produk-produk China itu semakin tak terbendung, tidak menutup kemungkinan banyak industri mainan yang gulung tikar. Bahkan, saat ini sekira 30 hingga 40 persen perajin mainan anak memilih untuk banting stir dan beralih profesi menjadi penjual mainan China.

"Mereka sudah tidak mampu produksi karena sudah kalau. Biaya produksinya jauh lebih mahal dibandingkan produk China. Jadi mereka memilih menjadi penjual mainan China," tutur Dhanang.

Sebenarnya, papar Dhanang, kondisi ini telah terjadi sejak krisis moneter 1997-1998 lalu. Saat itu, produk lokal terhempas produk China yang semakin merajai pasar. Setelah ACFTA diberlakukan, kondisi ini semakin parah."Saat moneter dulu kan pembeli mencari yang murah, jadi yang dari China lebih laku," cetusnya.

Karenanya berbagai upaya perlu ditempuh untuk menyelamatkan industri mainan anak dalam negeri. Salah satunya ialah pemerintah perlu segera menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib untuk mainan. Dengan pemberlakuan SNI ini, otomatis pasar mainan anak-anak dalam negeri akan terlindungi dari produk-produk nonstandar yang menggunakan bahan baku berbahaya. "Karenanya kami mendesak pemerintah untuk memberlakukan hal ini. Jadi kan produk China yang kurang memenuhi standar itu akan dibatasi," tandasnya.

04 Maret 2010

Cuap tentang Pegunungan Halleluya Avatar

Ada-ada saja cara meinlen buat mendompleng ketenaran prestasi global dari film Avatar karya agung James Cameron terakhir ini. Berbekal alasan bahwa pegunungan "Lajur Langit Selatan" adalah sumber inspirasi bagi pegunungan Halleluya yang ada di dalam film tersebut, secara resmi pemerintah mengubah nama yang telah disandang oleh pegunungan itu sesuai dengan nama di dalam film.

Okelah kalau mengakui panorama meinlen yang masih jarang tersentuh manusia itu adalah hal yang baik, tapi mengubah namanya hanya karena semata-mata "biar ikut ngetop dan eksis" adalah pilihan yang buruk. Secara nama yang sudah ada sebelumnya merupakan warisan leluhur yang tidak ternilai dan mengandung catatan sejarah yang dapat diangkat daripada dilacurkan demi eksistensi semata.

Cara seperti ini malah tidak simpatik di mata cimur, dan terkesan tidak menghargai bangsa sendiri tapi menyerah kepada "jajahan" barat. New Zealand yang notabene menjadi tempat shooting khusus dunia "Middle Earth" dalam film Lord of the Ring tidak mengubah padang rumput lokasi shootingnya menjadi "Field of Rohan" atau lainnya. Tidak perlu hal yang seperti itu, tapi yang diperlukan adalah promosi dan pemeliharaan keindahan alam yang bebas dari eksploitasi manusia, seperti contoh buruknya hutan di Brazil dan Kalimantan yang makin menggundul.

---------------------------

Gunung Avatar Ada di China
Senin, 25 Januari 2010 | 19:41 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — Sebuah puncak terjal di China selatan yang memiliki pemandangan indah telah dinamai ulang berdasarkan nama pegunungan melayang yang ada di film laris Hollywood, Avatar, dengan harapan dapat mendulang uang dari kesuksesan film itu.

"Lajur Langit Selatan" di Zhangjiajie di Provinsi Hunan selatan secara resmi diganti namanya menjadi "Pegunungan Halleluya Avatar" dalam sebuah perayaan, Senin (25/1/2010), menurut laman resmi Pemerintah Zhangjiajie. www.zjj.gov.cn

Pemerintah mengatakan bahwa Pegunungan Halleluya melayang di film itu terinspirasi oleh Lajur Langit Selatan karena fotografer dari Hollywood telah mengambil gambar di lokasi itu pada 2008. "Banyak gambar yang dia ambil kemudian menjadi prototipe berbagai elemen di film Avatar, termasuk Pegunungan Halleluya," menurut laman itu.

Avatar yang disutradarai oleh James Cameron sejauh ini telah memperoleh pendapatan 1,841 miliar dollar AS dari penjualan tiket di seluruh dunia. Hal itu menjadikannya sebagai film internasional terbesar sepanjang sejarah.

Bioskop di China pekan lalu mulai menghentikan penayangan versi 2D dari Avatar untuk memberikan tempat bagi film-film lokal menjelang perayaan Tahun Baru China, sekalipun versi 3D yang lebih populer masih tersedia.

Avatar sejauh ini telah mengantongi pendapatan sebesar 80 juta dollar AS di China, dan menjadi film paling populer di negara itu. Zhangjiajie berharap dapat turut mendompleng kepopuleran itu.

Wisatawan sekarang dapat bergabung dalam Wisata Magis ke Avatar-Pandora atau Wisata Penuh Keajaiban ke Pegunungan Melayang Avatar menurut layanan perjalanan wisata Zhangjiajie di lamannya, www.citszjj.com

. "Pandora sangat jauh, tapi Zhangjiajie cukup dekat," kata pemerintah kota dalam lamannya.

"Selamat datang ke Zhangjiajie untuk melihat Pegunungan Halleluya Avatar dan menemukan dunia yang sesungguhnya dari Pandora," katanya.