Amazon Ad Tag

06 Agustus 2009

Cuap tentang Mata-mata

Kalo soal mata-mata sih ga usah heran, cina termasuk jagonya. Sejak jaman 3 kerajaan pun sudah terkenal yang namanya penyusup ke pihak lawan untuk mendapatkan informasi kelemahan maupun kesempatan untuk melancarkan siasat dan tindakan yang merusak, entah itu sabotase fasilitas, maupun pembunuhan terencana, ataupun penghancuran struktur organisasi atau image dari seseorang yang dapat memuluskan usaha menjatuhkan mereka.

Tengoklah wanita bernama Diao Chan, sebagai penari yang bertugas menghibur Lu Bu dan Dong Zhuo, ternyata menyimpan siasat untuk mengadu domba keduanya dengan rayuan maut. Di sisi lain, Pang Tong yang dipandang sebagai tokoh berbakat dalam strategi dan siasat perang, mengusulkan taktik "Rantai Besi Bersambung" yang mengikat seluruh kapal Cao Cao dengan alasan menguatkan pertahanan dan formasi armada, namun sebenarnya loyal kepada Zhou Yu yang menjadi musuh Cao Cao dalam peperangan di Tembok Merah. Alhasil Lu Bu yang merupakan anak angkat Dong Zhuo mengkhianati ayahnya (memang sebelumnya pun ada kejadian seperti ini dimana Dong Zhuo membuat Lu Bu mengkhianati ayah angkat yang sebelumnya, bisa dibilang karmanya langsung berbuah) dan pasukan aliansi mampu menumpas pengkhianatan Dong Zhuo terhadap Kaisar, dan pada kasus Pang Tong, Cao Cao kalah telak dalam peperangan di perairan sehingga kekuatan tiga kerajaan menjadi lebih seimbang, sesuai rencana Zhuge Liang penasehat utama Liu Bei.

Di jaman modern dan era digital sekarang ini, mata-mata tetap berperan besar. Entah melalui worm dan trojan yang diam-diam mengirimkan informasi penting kepada pihak lain untuk disalahgunakan, bisa juga sebagai pembunuh yang dapat menghancurkan sistem komputerisasi dan data-data berharga suatu perusahaan atau bahkan negar, agar menghambat pertumbuhannya. Ada kecurigaan banyak usaha mata-mata berasal dari wilayah meinlen, secara pertumbuhan komputer pada perangkat keras dan lunak sangatlah besar disana. Padahal pemerintah meinlen sendiri sangatlah ketat dalam menyensor berita dan informasi yang dianggap membahayakan atau mengganggu, tapi rupanya dalam masalah ini, mereka tutup mata. Banyak kasus melaporkan penyalahgunaan nomor kartu kredit di Indonesia nomor satu, benarkah? Bisa jadi, namun itu yang ketahuan dan statusnya perlu diupdate lagi karena banyak yang berlomba-lomba untuk menjadi nomor satu dalam hack dan cracking.

Lha sekarang banyak yang mengendus usaha mata-mata ke banyak negara yang asal jalurnya dari meinlen sana, buat apa ya? Wajar saja bila digunakan untuk cek status, apakah perdagangan dengan negara itu masih dikuasai meinlen. Atau bisa juga sebagai sumber informasi buat mengakuisisi perusahaan di negara itu yang ternyata mendekati krisis, atau bahkan mampu membuat perusahaan itu terkena imbas krisis. Bila sebuah negara menjadi momok yang mampu mendominasi jalur informasi dan manipulasi data, bukan tak mungkin menguasai dunia. Dalam hal ini, negara yang rakus dan egois akan menghancurkan dunia lebih cepat daripada pemanasan global.

Oh ya, ternyata pemanasan globalpun ada efek baiknya. Di gurun Afrika sana malah terjadi penghijauan, kalau siasat mata-mata yang tadi disebutkan sampai memonopoli seluruh dunia ada efek baiknya juga gak yah?

-----------------

Indonesia Termasuk Target Mata-mata Cyber
Selasa, 31 Maret 2009 | 10:20 WIB

JAKARTA, Kompas.com – Penyidikan spionase cyber yang berlangsung selama 10 bulan mengungkapkan bahwa 1295 komputer di 103 negara dan dimiliki oleh institusi-institusi internasional telah dimata-matai. Bukti-bukti merujuk Cina sebagai pelakunya.

Dalam laporan setebal 53 halaman yang dibeberkan hari Minggu itu, Indonesia termasuk dalam daftar 103 negara yang dimata-matai. Kementerian luar negeri Indonesia tercakup dalam laporan sekitar 30% komputer terinfeksi yang menjadi sasaran “bernilai tinggi.”

Selain Indonesia, kementerian luar negeri yang ditarget adalah Bangladesh, Barbados, Bhutan, Brunei, Iran, Latvia dan Filipina. Yang juga terinfeksi adalah komputer-komputer yang dimiliki oleh kedutaan negara Cyprus, Jerman, India, Indonesia, Malta, Pakistan, Portugal, Romania, Korea Selatan, Taiwan dan Thailand.

Sementara itu kelompok internasional yang disebutkan terinfeksi adalah Sekretariat ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), SAARC (South Asian Association for Regional Cooperation) dan Asian Development Bank; beberapa organisasi berita seperti afiliasi U.K. dari Associated Press; dan unclassified NATO computer.

Dalam laporan dijelaskan bahwa sebuah jaringan, disebut GhostNet, menggunakan program software jahat bernama gh0st RAT (Remote Access Tool) untuk mencuri dokumen-dokumen sensitif, mengendalikan Webcam dan sepenuhnya mengendalikan komputer-komputer yang sudah terinfeksi.

"GhostNet mewakili sebuah jaringan dari komputer terjangkit yang ada di lokasi-lokasi politik, ekonomi, dan media bernilai tinggi yang tersebar di brebagai negara di dunia,” begitu laporan yang ditulis oleh para analis Information Warfare Monitor, sebuah projek penelitian dari SecDev Group, think tank, dan Munk Center for International Studies di University of Toronto.
Kendati bukti menunjukkan bahwa server-server di Cina mengumpulkan beberapa data sensitif, para analis berhati-hati untuk mengaitkan aksi spionase itu dengan pemerintah Cina. “Menyalahkan semua malware Cina untuk secara sengaja mengumpulkan data intelijen oleh negara Cina adalah salah dan menyesatkan,” kata laporan tersebut.

Penelitian para analis ini sendiri dimulai ketika mereka mendapat akses dari komputer-komputer milik pemerintah Tibet yang diasingkan, organisasi nonpemerintah Tibet, dan kantor-kantor swasta dari Dalai Lama, yang kuatir tentang bocornya informasi rahasia. Mereka kemudian menemukan komputer-komputer telah terinfeksi oleh software jahat yang memungkinkan hacker secara remote mencuri informasi. Komputer terinfeksi setelah para penggunanya membuka lampiran yang jahat atau mengklik tautan yang terhubung ke situs-situs Web yang berbahaya.

Situs Web atau lampiran jahat kemudian akan mencoba mengeksploitasi kelemahan software untuk mengambil alih kendali mesin. Salah satu contoh e-mail jahat dikirim ke organisasi yang berafiliasi dengan Tibet dengan alamat kembali campaign@freetibet.org dengan lampiran MS Word yang terinfeksi.

Ketika para analis meneliti jaringan, mereka menemukan server-server yang mengumpulkan data itu ternyata tidak diamankan. Dan mereka mengakses control panel yang digunakan untuk memantau komputer-komputer yang di-hack di empat server.

Control panel tersebut ternyata mengungkap daftar komputer yang terinfeksi, selain milik pemerintah dan NGO Tibet. Tiga dari empat server pengontrol itu berada di Cina, dan satu di AS. Lima dari enam server komando berada di Cina, dan satu di Hongkong.

----------------------------

Senin, 30/03/2009 07:35 WIB
Sistem Komputer Ratusan Negara Diterobos dari China

Washington - Sebuah operasi pengintaian elektronik skala raksasa yang berbasis di China sukses menerobos sistem komputer pemerintah maupun pihak swasta di 103 negara. Demikian dikemukakan media New York Times yang dilansir AFP dan dikutip detikINET, Senin (30/3/2009).

Menurut hasil laporan para peneliti Kanada, aksi pengintaian itu dikontrol hampir sepenuhnya dari negara Tirai Bambu tersebut. Meski demikian tak bisa dipastikan apakah pemerintah China turut terlibat atau malah jadi dalangnya.

Para peneliti yang berasal dari University of Toronto mengawali langkah investigasi setelah Dalai Lama-pemimpin Tibet yang sering berkonfrontasi dengan China- meminta mereka memeriksa komputernya. Sebab, komputer Lama tampak terinfeksi malware. Dari situ terungkap adanya operasi pembobolan sistem komputer besar-besaran
dari China yang menimpa sekitar 1000 komputer di 103 negara.

Sebagian komputer tersebut adalah milik kedutaan, kementerian luar negeri dan kantor pemerintahan lainnya. Beberapa data penting pun berhasil diraup. Para peneliti yakin bahwa di samping untuk memata-matai Dalai Lama, sistem pengintaian ini juga difokuskan untuk memata-matai pemerintah negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Namun tak disebutkan apakah Indonesia termasuk di dalam daftar.

---------------------------------

China Intai 500 Juta Pengguna Ponsel
Minggu, 27 Januari 2008 | 13:28 WIB

DAVOS, MINGGU - Pengakuan dari pemimpin perusahaan telpon seluler terbesar di Cina membuat terhenyak anggota delegasi Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss pekan lalu. CEO dari China Mobile Communications Corporation, Wang Jianzhou, mengaku perusahaannya memiliki akses yang tidak terbatas tentang data pribadi lebih dari 300 juta pelanggannya.

Pengakuan tersebut dikhawatirkan oleh pakar telekomunikasi yang hadir di Forum Ekonomi Dunia dapat dijadikan target pengintaian dan disalahgunakan. "Kami tidak hanya tahu siapa anda, tetapi juga dimana kamu berada," tutur CEO dari China Mobile Communications Corporation yang jumlah pelanggan jaringannya setiap bulan bertambah hingga 6 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, China Mobile Communications merupakan kelompok bisnis ponsel terbesar di dunia untuk jumlah pelanggan.

"Kami dapat mengakses informasi dan melihat keberadaan pemakai ponsel, namun kami tidak pernah membeberkan informasi ini ...jika tidak diminta oleh aparat keamanan, jelas Wang Jianzhou. Pergerakan pemilik ponsel, menurut Wang Jianzhou, dapat dilacak karena sinyal ponsel yang terhubung dengan stasiun transmisi setempat. Teknologi ini juga memungkinkan perbincangan di ponsel dengan mudah disadap.

Pernyataan dari Wang ini disampaikan dalam konteks diskusi mengenai cara operator ponsel dapat meraih penghasilan tambahan dengan meningkatkan target iklan dan pelayanan lainnya.

Menurut Wang, pengintaian data lewat ponsel telah memunculkan pemikiran untuk menyebarkan pesan iklan berdasarkan lokasi pemilik ponsel. Wang mencontohkan bagaimana pemasang iklan cepat saji dapat menargetkan pemakai ponsel dengan jasa yang ditawarkan saat pemakai ponsel berada di lokasi rumah makan.

Wang menjelaskan perusahaannya dapat menghitung jumlah orang yang hadir dalam grand prix Formula I Shanghai tahun 2007 lalu dengan menghitung jumlah pelanggannya di wilayah tersebut. Nantinya, apabila sebagian besar masyarakat China telah mempunyai ponsel, data pelanggan dapat digunakan untuk menghitung jumlah penduduk di jalan raya seperti pada saat terjadi peningkatan kepadatan lalu lintas.

Pengintaian yang dilakukan oleh perusahaan ponsel terkemuka China itu mengundang perasaan khawatir dari kalangan Dewan Perwakilan Rakyat AS. Kongres sempat mempertanyakan tanggungjawab perusahaan Internet AS Yahoo yang membocorkan informasi seorang wartawan Cina ke aparat kepolisian Beijing tahun 2005.Data Shi Tao dibocorkan oleh Yahoo sehingga wartawan ini harus mendekam di penjara selama 10 tahun. Shi Tao diduga telah membocorkan rahasia negara setelah menerbitkan di Internet mengenai perintah dari pemerintah Cina untuk melarang organisasi media massa merayakan hari jadi pembantaian di Lapangan Tiananmen.

Jumlah pemakai ponsel di China mencapai 523,3 juta orang pada akhir September 2007, atau naik 13,5 persen jika dibandingkan pada periode yang sama akhir tahun 2006.

---------------------------

China Sensor Pidato Obama
Rabu, 21 Januari 2009 | 10:19 WIB

BEIJING, RABU — Sebuah portal di China menyensor bagian pidato Presiden Barack Obama saat pelantikan, Selasa (20/1). Kata "komunisme" disunat dan paragraf mengenai perbedaan pendapat dalam pidato tersebut pun raib.

Kebijakan gunting-menggunting ini memang masih terkait dengan kebijakan Pemerintah China soal portal porno. Beberapa waktu lalu, pemerintah Negara Tirai Bambu itu menutup 200-an portal yang dituding porno dan vulgar.

"Ingatlah bahwa generasi terdahulu menghadapi komunisme dan fasisme tidak hanya dengan peluru kendali dan tank, tapi dengan aliansi yang kokoh dan pendirian yang teguh," begitu kutipan dalam pidato 18 menit Obama.

"Untuk mereka yang berpegang teguh pada kekuasaan melalui korupsi dan ketidakjujuran serta pembungkaman perbedaan pendapat, ketahuilah bahwa Anda berada di jalan yang salah dari sejarah, tapi kami akan mengulurkan tangan andai Anda mau membuka genggaman tangan Anda," tambahnya.

Lalu, portal lain, Netease, memotong keseluruhan paragraf tadi dengan kata-kata "Ha-ha-ha, communism and fascism”.

Sementara, pidato komplet Barack Obama malah nongol di portal Phoenix TV. Portal yang berbasis di Hongkong ini menjadi sumber berita media massa, termasuk portal harian milik pemerintah, China Daily.

-----------------------------

06/04/09 11:57
TV Rusia: AS Mata-matai China dari Kyrgyzstan

Moskow (ANTARA News/Reuters) - Stasiun televisi Rusia, Ahad, menuduh Amerika Serikat memata-matai China dan Rusia, setelah secara diam-diam mengubah satu-satunya pangkalan udaranya yang tersisa di Asia Tengah, Kyrgyzstan, menjadi pusat pengawasan berteknologi tinggi.

Seorang pejabat pertahanan AS, Jumat, membantah tuduhan itu dan menyebutnya "menggelikan", ketika stasiun televisi Rossiya, yang dipandang banyak pihak sebagai corong resmi di Rusia, menyiarkan rekaman dokumentasi yang diudarakannya Ahad mengenai pangkalan Manas.

Beberapa pejabat AS dan Kyrgyzstan tak dapat diminta komentarnya sampai Ahad malam.

Kyrgyzstan memberitahu Washington pada Februari agar menutup pangkalannya di dekat ibukota negeri tersebut, Biskek, yang digunakan untuk mengirim pasokan buat tentara AS di Afghanistan, setelah Kyrgyzstan menerima paket bantuan ekonomi bernilai 2 miliar dolar AS dari Rusia.

Orang Amerika di sana dijadwalkan pergi pada Agustus.

Rossiya, yang mengudarakan film dokumenter itu, yang disebut "Base", memperlihatkan satu kompleks bangunan dua lantai tanpa jendela, dan mengatakan, "Di salah satu bangunan ini ... ada sistem radio pemantau radio-elektronik banyak saluran, banyak fungsi."

"Stasiun ini dapat menyadap seluruh dunia, setiap faks, setiap huruf dalam surat elektronik. Setiap telefon dari telefon genggam atau tak bergerak dicatat dan diproses. Miliaran pesan dicegat," katanya.

Stasiun televisi tersebut mengatakan, "Di Manas, AS membangun stasiun yang memantau seluruh Asia Tengah, beberapa bagian China dan Siberia. Bagian Amerika, keberadaan kompleks intelijen di pangkalan tersebut lebih penting dibandingkan landasan pacu. Itu dilakukan secara curang oleh pemerintah Kyrgyzstan."

Penayangan film tersebut yang hanya beberapa hari setelah pertemuan pertama Presiden Dmitry Medvedev dengan Presiden AS Barack Obama tampaknya akan meningkatkan spekulasi mengenai ketegangan di dalam elit Rusia.

Seorang pejabat AS yang tak ingin disebutkan jatidirinya, Jumat, menyatakan, laporan TV itu muncul tepat saat para pejabat AS dan Kyrgyzstan melanjutkan dialog mengenai masa depan pangkalan tersebut.

Film tersebut dibuat oleh wartawan Rusia Arkady Mamontov, yang pada 2006 memancing percekcokan antara London dan Moskow dengan film dokumenter yang memperlihatkan gambar mengenai apa yang dikatakan Mamontov sebagai mata-mata Inggris yang menggunakan batu palsu guna mengumpulkan informasi rahasia secara elektronik.

--------------------------

China Membantah Dalangi Mata-mata "Cyber"
Rabu, 1 April 2009 | 07:26 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — China secara tegas membantah melakukan mata-mata cyber seperti dituduhkan sejumlah pihak dan menyebut tuduhan itu kebohongan.

"China melakukan mata-mata komputer di dunia adalah bohong dan tuduhan itu merupakan upaya menodai China sebagai kekuatan raksasa di Asia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Qin Gang dalam keterangan pers rutin, Selasa (31/3).

Dikatakannya, sejumlah pihak di luar China melakukan kebohongan dengan menyebutkan China melakukan mata-mata cyber. Pihak tersebut, katanya, berupaya menodai China dengan sejumlah kebohongan tak berdasar.

China, katanya, bahkan selalu menentang berbagai bentuk tindak kejahatan di internet, termasuk di antaranya pembajakan dari komputer ke komputer lain. "Sikap perang dingin diarahkan ke Beijing ketika dinyatakan bahwa kemajuan China sebagai kekuatan dunia merupakan ancaman antarbangsa," kata Qin Gang tegas.

Ia menyatakan, kebohongan itu bukan yang pertama diarahkan ke China, yang selama ini dituduh sebagai sumber serangan komputer.

Sejumlah peneliti di Kanada membongkar jaringan mata-mata elektronik cyber yang menyusup ke komputer serta mencuri dokumen dari kantor pemerintah dan swasta di seluruh dunia, termasuk dari Indonesia.

Dalam laporan kepada surat kabar, kelompok dari Munk Center for International Studies di Toronto menyatakan, sedikitnya 1.295 komputer di 103 negara diretas dalam waktu kurang dari dua tahun oleh sistem mata-mata yang disebut GhostNet.

Kedutaan besar, kementerian luar negeri, kantor pemerintah, dan pusat pengasingan pemimpin Tibet, Dalai Lama, di India, Brussels, London, dan New York termasuk di antara yang diterobos. Demikian dikatakan peneliti tersebut.

Peneliti tersebut menyimpulkan bahwa komputer yang secara eksklusif berpusat di China bertanggung jawab atas penerobosan itu meskipun mereka tak mengatakan Pemerintah China terlibat dalam jaringan tersebut.

Sistem tersebut dipusatkan pada pemerintah di negara Asia Selatan dan Asia Tenggara serta di kantor Dalai Lama, kata peneliti itu, yang menambahkan bahwa semua komputer di Kedutaan Besar India di Washington juga disusupi dan satu komputer NATO dipantau.

----------------------------------

Jet Tempur Tercanggih AS Dibobol Hacker
Rabu, 22 April 2009 | 08:34 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Ribuan data rahasia pesawat tempur paling canggih milik AS, F-35 Joint Strike Fighter, telah dibobol hacker selama dua tahun terakhir.

Pembobol berhasil mengacak-acak sistem elektronik pesawat itu melalui komputer-komputer kontraktor Pentagon yang bertugas merancang dan mengembangkan pesawat tersebut. Demikian diungkapkan sejumlah pejabat yang enggan disebutkan namanya karena sensitifnya kasus ini.

Seperti dilaporkan CNN, Rabu (22/4), para hacker juga bisa memasuki sistem kontrol lalu lintas Angkatan Udara AS. Mereka bahkan bisa mendapatkan informasi tentang lokasi penerbangan pesawat militer AS.

Pesawat F-35 Joint Strike Fighter adalah pengembangan F-35 Lightning II. Pesawat baru ini dirancang menjadi pesawat tempur yang bisa digunakan bagi Angkatan Laut, Angkatan Darat, maupun Angkatan Udara. Proyek pembuatan pesawat itu bernilai 300 miliar dollar AS.

Sebagian besar data yang dibobol seputar rancang bangun dan statistik kemampuan pesawat, termasuk sistem elektroniknya. Dengan data itu, pembobol bisa dengan mudah menggunakannya untuk membuat pesawat tandingan.

Sementara itu, The Wall Street Journal menyatakan, hacker mampu menyalin beberapa terabyte data mengenai pesawat termahal itu. Satu terabyte adalah 1.000 gigabyte. "Tak pernah terjadi yang seperti ini," kata seorang mantan pejabat.

Belum jelas seberapa parah penerobosan tersebut atau siapa sesungguhnya para peretas itu, tapi data paling peka mengenai proyek pesawat tempur dilaporkan disimpan di komputer yang aman dan tak tersambung ke internet.

Wall Street mengutip beberapa mantan pejabat AS yang tak disebutkan jati diri mereka dan mengatakan serangan itu "tampaknya berasal di China". Satu laporan belum lama ini dari Pentagon menyatakan, militer China telah membuat "kemajuan pasti" dalam pengembangan teknik bagi peningkatan perang online sebagai bagian dari upaya mengimbangi militer yang kurang berkembang.

Awal April, China membantah laporan The Wall Street Journal bahwa para peretas China dan Rusia telah berusaha mengirim virus ke dalam instalasi listrik AS.

Tidak ada komentar: