Ga disangka, ternyata banyak juga yang merasa sebagai cina murtad di luar sana. Walaupun dengan beragam kondisi, mereka merasa istilah itu cukup menggambarkan diri mereka sebagai pribadi pemberontak yang ingin melepaskan diri dari kekangan ke-cina-an. Walau pada akhirnya seorang cina murtad tidak dapat lari dari takdirnya sebagai seorang cina, istilah cina murtad telah memberikan visi yang lebih dan harapan bagi masa depan mereka (halaah ... terlalu muluk dan gombal deh yang terakhir ini). Pada akhirnya, ekhe mencoba meringkas dan memberikan pendapat dan sudut pandang ekhe mengenai cina murtad :
status cina murtad cuma sebuah status kritik untuk para cina fanboy aja soal tradisi berdasarkan mitos yg dipaksakan, soal fanatik buta terhadap cina, soal kebudayaan dan seluk beluknya. mungkin sekalian membuka perang dingin antara anti cina dan fanboy cina juga, dan publikasi gratisan buat cina. yang benci bisa liat ada apa dengan cina? yang fanboy bisa menghayati ayat ayat cina. yang penting ga benci atau fanatik butalah, liat dan rasakan sendiri, perlu ga dipaksain atau dibenci?
kritik mengajak orang untuk berpikir, soalnya kalo sudah dipengaruhi rasa benci atau fanatik bakal susah berpikir. cina murtad itu sebuah kritik. titik.
--------------------------
kira-kira begitulah yang ekhe maksudkan dalam blog ini. siapa tau aja pada sensi en emosih jihwa.
status cina murtad cuma sebuah status kritik untuk para cina fanboy aja soal tradisi berdasarkan mitos yg dipaksakan, soal fanatik buta terhadap cina, soal kebudayaan dan seluk beluknya. mungkin sekalian membuka perang dingin antara anti cina dan fanboy cina juga, dan publikasi gratisan buat cina. yang benci bisa liat ada apa dengan cina? yang fanboy bisa menghayati ayat ayat cina. yang penting ga benci atau fanatik butalah, liat dan rasakan sendiri, perlu ga dipaksain atau dibenci?
kritik mengajak orang untuk berpikir, soalnya kalo sudah dipengaruhi rasa benci atau fanatik bakal susah berpikir. cina murtad itu sebuah kritik. titik.
--------------------------
kira-kira begitulah yang ekhe maksudkan dalam blog ini. siapa tau aja pada sensi en emosih jihwa.
7 komentar:
Kritik ya..
hmmm....
kritik atau sinis??
setiap orang kan boleh bangga dengan tradisinya,,
jadi masalahnya??
apa yang patut dikritik?
Kritik ya..
hmm...
kamu terganggu sama orang yang bangga dengan tradisinya??
sepertinya alasan yang dikemukakan terlalu percaya diri,,kamu tahu,,kamu seperti menghina..
terlalu percaya diri tentang kebebasan yang didapat sekarang..
kamu bukan orang yang rasional tapi sok rasional
saya terganggu sama orang yang dengan kebanggaan pada tradisinya menghakimi orang lain dan sok mengatur-atur orang lain, saya memang menghina mereka. saya tidak menghargai chauvinisme cina yang menghancurkan budaya cina dengan menekan perkembangan budayanya sendiri melalui generasi mudanya yang terus dicuci otak dengan omong kosong agar menjadi tolol. anda (.....) bukan orang bangga akan tradisi, tapi fanatik dan over sensitif akan kritik yang buta akan kenyataan. silahkan terus seperti itu, semakin banyak yang seperti anda, semakin terbukti apa yang ekhe tulis disini. thanks ya.
saudara anonim, setiap orang boleh bangga dengan tradisinya, bukan berarti tidak boleh melakukan kritik. jadi apa masalahnya? apa yang menentukan sesuatu itu patut dikritik atau tidak? anda? tentu bukan. kecuali anda berusaha membuktikan bahwa anda mencontoh teladan pemerintah cina sekarang yang anti kritik dan diktator, atau mencontoh pola pikir orang tua cina yang mau menang sendiri dan menganggap diri selalu lebih pintar dari generasi berikutnya. thanks ya, komentar anda sudah menunjukkan betapa anda tidak mengerti konsep kritik itu sendiri.
Saya rasa yang paling penting adalah bagaimana seseorang bersikap, bukan masalah dia dari ras mana, sebab percuma aja kalau rasnya bagus tapi kelakuannya jelek.
Yang penting adalah kelakuan baik seseorang dalam hidup.
kalau memang tiap orang tua berpikir seperti anda, tidak akan ada pertanyaan "pacar lu cokin mana?" dong yah :)
Baru tahu istilah cina murtat... kalau dari diskusi ini aku mengambil kesimpulan sama dengan yang terjadi dengan tradisi kejawen yang di tinggalkan oleh pemudanya... temasuk aku.. sebab semua itu hanyalah ketololan, tdk dapat berkembang, membelenggu otak, pikiran, kreatifitas, ideologi, pengetahuan, dll...
Posting Komentar