Amazon Ad Tag

14 Maret 2010

Cuap tentang Mainan Beracun

Lagi, sedikit tambahan update mengenai mainan dari meinlen yang beracun. Seperti perkiraan cimur sebelumnya, kalau sampai di amerika sana, tentu sudah sampai juga disini. Jadi bagi para orang tua harap berhati-hati dalam memilih mainan bagi anaknya agar tidak terkontaminasi oleh bahan-bahan beracun yang dapat membahayakan keselamatan.

----------------------------

80 Persen Mainan Produk China Disinyalir Beracun
Sabtu, 13 Maret 2010 | 12:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com-- Sekira 80 persen produk China yang beredar di pasar Indonesia menggunakan bahan baku cat yang berbahaya dan tidak ramah lingkungan. Mainan asal China ini disinyalir mengandung racun. Demikian disampaikan Ketua Asosiasi Pegiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI) Dhanang Sasongko, kepada Kompas.com, Jakarta, Sabtu ( 13/3/2010 ).

Hal itu terungkap berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh APMETI terhadap produk-produk mainan China tahun 2007 . "Berdasarkan penelitian kita, 3 dari 4 mainan China itu mengandung racun. Sekitar 80 persennya mengandung timbal dan itu tidak layak konsumsi bagi anak-anak," ungkapnya.

Pascaperdagangan bebas Asean-China (ACFTA) produk mainan China memang semakin membanjiri pasar mainan Indonesia. Tak hanya itu, harganya pun juga semakin miring dibandingkan sebelumnya. Jika gempuran produk-produk China itu semakin tak terbendung, tidak menutup kemungkinan banyak industri mainan yang gulung tikar. Bahkan, saat ini sekira 30 hingga 40 persen perajin mainan anak memilih untuk banting stir dan beralih profesi menjadi penjual mainan China.

"Mereka sudah tidak mampu produksi karena sudah kalau. Biaya produksinya jauh lebih mahal dibandingkan produk China. Jadi mereka memilih menjadi penjual mainan China," tutur Dhanang.

Sebenarnya, papar Dhanang, kondisi ini telah terjadi sejak krisis moneter 1997-1998 lalu. Saat itu, produk lokal terhempas produk China yang semakin merajai pasar. Setelah ACFTA diberlakukan, kondisi ini semakin parah."Saat moneter dulu kan pembeli mencari yang murah, jadi yang dari China lebih laku," cetusnya.

Karenanya berbagai upaya perlu ditempuh untuk menyelamatkan industri mainan anak dalam negeri. Salah satunya ialah pemerintah perlu segera menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib untuk mainan. Dengan pemberlakuan SNI ini, otomatis pasar mainan anak-anak dalam negeri akan terlindungi dari produk-produk nonstandar yang menggunakan bahan baku berbahaya. "Karenanya kami mendesak pemerintah untuk memberlakukan hal ini. Jadi kan produk China yang kurang memenuhi standar itu akan dibatasi," tandasnya.

Tidak ada komentar: