Tak disangka sebuah negara komunis yang totaliter dikontrol ketat dengan tangan besi sampai ke jalur kebebasan berekspresi, berkumpul, pengaturan arus informasi dan komunikasi ternyata dasarnya juga menjunjung kepentingan rakyat. Tercantum dalam Pasal 35 Konstitusi Cina, ”Warga negara Republik Rakyat China menikmati kebebasan berbicara, pers, berkumpul, berasosiasi, berprosesi, dan berdemonstrasi".
Hal ini disampaikan dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada partai komunis yang memegang kendali penuh atas cina saat ini, dan ditandatangani oleh 23 tokoh senior yang termasuk juga mantan petinggi partai komunis. Hal ini dikatakan jelas-jelas demi mencegah kemunduran yang terlalu besar akibat korupsi yang terus dilindungi dengan penghentian penyelidikan dan dibiarkan merebak di tingkat rumput.
Seolah mengkritik kalimat komite nobel norwegia yang mengutip pasal 35 konstitusi yang disampaikan dalam penganugerahan hadiah nobel kepada Liu Xiaobo, aktivis pro demokrasi yang istrinya sekarang justru menjadi tahanan rumah. Berbeda dari kenyataan bahwa di meinlen sana, selain aktivitas dagang, berkumpul dapat dicurigai sebagai usaha makar, apalagi berdemo. Bisa-bisa dilindas tank lagi seperti di Tiaanmen.
Bisa dilihat hasilnya nanti, apakah aspirasi ini didengar demi perubahan yang lebih baik, atau malah akan ada usaha pemasungan para tokoh senior ini dan semakin melengkapi kecongkakan meinlen untuk membodohi rakyatnya sendiri dari kenyataan dengan kebohongan demi kebohongan.
Sumber : Kompas.com
Hal ini disampaikan dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada partai komunis yang memegang kendali penuh atas cina saat ini, dan ditandatangani oleh 23 tokoh senior yang termasuk juga mantan petinggi partai komunis. Hal ini dikatakan jelas-jelas demi mencegah kemunduran yang terlalu besar akibat korupsi yang terus dilindungi dengan penghentian penyelidikan dan dibiarkan merebak di tingkat rumput.
Seolah mengkritik kalimat komite nobel norwegia yang mengutip pasal 35 konstitusi yang disampaikan dalam penganugerahan hadiah nobel kepada Liu Xiaobo, aktivis pro demokrasi yang istrinya sekarang justru menjadi tahanan rumah. Berbeda dari kenyataan bahwa di meinlen sana, selain aktivitas dagang, berkumpul dapat dicurigai sebagai usaha makar, apalagi berdemo. Bisa-bisa dilindas tank lagi seperti di Tiaanmen.
Bisa dilihat hasilnya nanti, apakah aspirasi ini didengar demi perubahan yang lebih baik, atau malah akan ada usaha pemasungan para tokoh senior ini dan semakin melengkapi kecongkakan meinlen untuk membodohi rakyatnya sendiri dari kenyataan dengan kebohongan demi kebohongan.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar