Sting Sambut Olimpiade dengan Sinis
Selasa, 22 Juli 2008 | 15:21 WIB
BEIJING, SELASA - Penyanyi Sting bencana menyambut pelaksanaan Olimpiade di Beijing, Agustus mendatang, dengan meluncurkan "Song for Tibet" lagu untuk kebebasan Tibet.
Dalam proyek ini, Sting, yang bernama asli Gordon Sumner, mengajak beberapa musisi terkenal lainnya, seperti Dave Matthews, Alanis Morissette, John Mayer, dan Suzanne vega.
"Album ini akan berfokus pada perhatian masyarakat banyak kepada kepetingan Tibet , kebesaran budayanya, dan krisis yang dihadapi rakyat Tibet dewasa ini," demikian pernyataan salah seorang pemrakarsa album, Michael Wohl.
Album akan dirilis secara global melalui iTunes pada 5 Agustus, tiga hari sebelum upacara pembukaan Olimpiade Beijing. Album kemudian akan dijual bebas sepekan kemudian.
"Kami ingin memperlihatkan dukungan kami kepada rakyat Tibet dan pesan perdamaian melalui musik, sebuah wahana ekspresi. Kami akan lakukan saat semua perhatian tengah tertuju ke China (selama Olimpiade)," kata Wohl dari Yayasan Art of Peace.
Banyak kelompok yang selama ini menentang pendudukan China atas Tibet akan memanfaatkan ajang Olimpiade untuk memperlihatkan dukungan mereka terhadap gerakan perlawanan rakyat Tibet yang dipimpin oleh pemimpin spiritual Tibet , Dalai Lama. Sekelompok atlet berencana mempopulerkan simbol T dengan menggunakan tangan sebagai dukungan buat Tibet.
Maret lalu, penyanyi asal Islandia, Bjork, memancing kemarahan pejabat China saat berkali-kali meneriakkan kata, "Tibet... Tibet!" saat konser di Shanghai. Beijing kemudian melakukan pengetatan terhadap kedatangan penyanyi asing.
China menguasai Tibet sejak 1951. Dalai Lama kemudian meninggalkan negaranya pada 1959 dan melakukan gerakan perlawanan dari luar negeri. Ia menyebut Pemerintah China melakukan penekanan terhadap rakyat Tibet secara politis, kultural, ataupun religius.
Maret lalu terjadi "pemberontakan" di Tibet yang menewaskan 200 orang. China menyebut korban yang jatuh hanya seorang dan menyebut para pelaku kerusuhan justru membunuh 21 orang.
------------------------
Ada berita kaya gini, fanatis cina langsung gerah en cuap-cuap deh. ada yang ngomong "tibet dari dulu bagian dari cina" atau "urusi dulu free papua" ... sirik bener yah, padahal yang bilang gitu bukan orang cina juga. mungkin karena ras cina atau karena anti barat de el el jadinya usaha peduli tibet dihubung-hubungi pandangan ini. mirip dengan ada orang demo menuntut hak wanita, disuruh menuntut dulu hak pria karena yang demo itu pria.
Selasa, 22 Juli 2008 | 15:21 WIB
BEIJING, SELASA - Penyanyi Sting bencana menyambut pelaksanaan Olimpiade di Beijing, Agustus mendatang, dengan meluncurkan "Song for Tibet" lagu untuk kebebasan Tibet.
Dalam proyek ini, Sting, yang bernama asli Gordon Sumner, mengajak beberapa musisi terkenal lainnya, seperti Dave Matthews, Alanis Morissette, John Mayer, dan Suzanne vega.
"Album ini akan berfokus pada perhatian masyarakat banyak kepada kepetingan Tibet , kebesaran budayanya, dan krisis yang dihadapi rakyat Tibet dewasa ini," demikian pernyataan salah seorang pemrakarsa album, Michael Wohl.
Album akan dirilis secara global melalui iTunes pada 5 Agustus, tiga hari sebelum upacara pembukaan Olimpiade Beijing. Album kemudian akan dijual bebas sepekan kemudian.
"Kami ingin memperlihatkan dukungan kami kepada rakyat Tibet dan pesan perdamaian melalui musik, sebuah wahana ekspresi. Kami akan lakukan saat semua perhatian tengah tertuju ke China (selama Olimpiade)," kata Wohl dari Yayasan Art of Peace.
Banyak kelompok yang selama ini menentang pendudukan China atas Tibet akan memanfaatkan ajang Olimpiade untuk memperlihatkan dukungan mereka terhadap gerakan perlawanan rakyat Tibet yang dipimpin oleh pemimpin spiritual Tibet , Dalai Lama. Sekelompok atlet berencana mempopulerkan simbol T dengan menggunakan tangan sebagai dukungan buat Tibet.
Maret lalu, penyanyi asal Islandia, Bjork, memancing kemarahan pejabat China saat berkali-kali meneriakkan kata, "Tibet... Tibet!" saat konser di Shanghai. Beijing kemudian melakukan pengetatan terhadap kedatangan penyanyi asing.
China menguasai Tibet sejak 1951. Dalai Lama kemudian meninggalkan negaranya pada 1959 dan melakukan gerakan perlawanan dari luar negeri. Ia menyebut Pemerintah China melakukan penekanan terhadap rakyat Tibet secara politis, kultural, ataupun religius.
Maret lalu terjadi "pemberontakan" di Tibet yang menewaskan 200 orang. China menyebut korban yang jatuh hanya seorang dan menyebut para pelaku kerusuhan justru membunuh 21 orang.
------------------------
Ada berita kaya gini, fanatis cina langsung gerah en cuap-cuap deh. ada yang ngomong "tibet dari dulu bagian dari cina" atau "urusi dulu free papua" ... sirik bener yah, padahal yang bilang gitu bukan orang cina juga. mungkin karena ras cina atau karena anti barat de el el jadinya usaha peduli tibet dihubung-hubungi pandangan ini. mirip dengan ada orang demo menuntut hak wanita, disuruh menuntut dulu hak pria karena yang demo itu pria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar