Amazon Ad Tag

02 Januari 2011

Cuap tentang Ibu Besar

Mari bicara gender, sebagai satu peran yang eksklusif dinikmati oleh perempuan, ibu merupakan sosok yang biasanya sangat dihormati dalam berbagai budaya. Tentu saja bila menilik konsep konspirasi "partriarkis" dimana pria yang menjajah perempuan, banyak simpatisan "feminis" yang memandang sosok ibu dalam dunia modern sebagai hasil dari pembentukan peran yang mengekang perempuan dengan diharuskan tinggal di rumah mengurus anak dan menghalangi karir. Tapi yang lebih diutamakan adalah bagaimana seorang anak memandang ibunya, bagaimanakah anda sebagai pembaca menempatkan sosok ibu dalam benak anda?

Bagi penulis, ibu adalah sosok pelindung, pengayom, pendidik, dimana dalam mata lugu menganggap ibu sebagai sosok yang kuat, bijak, dan pemenuh kebutuhan, sebagaimanapun kondisi ibu sebenarnya. Walaupun membesarkan anak adalah tugas kedua orangtua, di alam bawah sadar penulis menyadari bahwa beban lebih banyak ditanggung ibu yang biasanya punya ikatan emosi lebih daripada ayah. Dari kenyataan perkembangan makhluk hidup saja ditemukan banyak jantan yang meninggalkan betina untuk melahirkan anaknya segera setelah selesai masa perkawinan. Hanya makhluk hidup yang tergolong mamalia yang biasanya memelihara anaknya sampai cukup besar untuk bisa mandiri, seperti manusia.

Dalam beberapa kasus, sebenarnya ada saja ibu yang tidak cukup bertanggung jawab untuk mengurus anak sendiri. Karena itu akan lebih mengagumkan lagi bila seseorang bisa menjadi ibu dari anak-anak yang bukan keturunannya, seperti kasus Xu Yuehua ini.

Sejak di usia 12 tahun sudah kehilangan kakinya dalam kecelakaan kereta, dan juga kehilangan orangtuanya. Lalu dibesarkan di rumah yatim piatu sampai umur 17 tahun. Karena menyadari bagaimana rasanya hidup tanpa orangtua, iapun kemudian mengambil peran sebagai ibu di rumah yatim piatu itu sampai sekarang. Bandingkan dengan bayangan kita sendiri, berapa anak yang kira-kira akan mampu kita urus? Xu telah mengurus dan membesarkan kira-kira 130 anak. Benar-benar sebuah peran yang tidak semua orang mau untuk jalani.

-----------------------------------

Rabu, 22 Desember 2010 | 03:06 WIB

TEMPO Interaktif, London - Seorang wanita Cina yang tidak memiliki kaki membesarkan lebih dari 130 anak yatim piatu. Xu Yueahua, 55 tahun, kehilangan kakinya di usia 12 tahun ketika ditabrak kereta saat mengumpulkan batu bara di rel kereta. Ia juga kehilangan kedua orang tuanya sejak kecil. Karena itu, ia dibesarkan di Rumah Yatim Piatu Xiangtan di Provinsi Hunan saat berusia 17 tahun.

Di Rumah Yatim Piato Xiangtan, Xu belajar menggunakan kursi kecil sebagai kakinya. Ia pun mulai bekerja untuk membantu anak-anak lainnya. Xu membantu mencuci, memberi makan, mengganti selimut, bahkan membuat sepatu untuk anak-anak yatim piatu. Selama 37 tahun, Xu telah menggunakan lebih dari 40 kursi kecil dan telah membesarkan lebih dari 130 anak yatim piatu. Para anak yatim piatu tersebut memanggil Xu, ibu besar.

Salah satu anak yatim yang dibesarkan Xu adalah Sheng Li. Sheng menganggap Xu sebagai pahlawan yang menyelamatkan nyawanya. “Tanpa ibu besar, saya sudah mati sejak lama. Suara kursi kecilnya merupakan suara terindah bagi saya saat itu,” ujar Sheng.

Pada 1987, Xu menikah dengan Lai Ziyuan, seorang petani sayuran di rumah yatim. Tiga tahun kemudian, anak mereka bernama Lai Mingzhi lahir. Namun, Xu tetap merawat para anak yatim di panti. “Saya sebenarnya bukan orang yang hebat. Tetapi saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan yaitu memberikan kasih ibu untuk anak-anak malang itu,” kata Xu.

29 November 2010

Cuap tentang Antibiotik pada Ternak

Berita berikut ini belum terbukti secara ilmiah, baru merupakan dugaan kuat. Telah lama diketahui bahwa peternakan menggunakan senyawa kimia dalam mengembangkan hewan ternaknya. Semisal hormon dan obat-obatan yang diberikan untuk menambah besar tubuh sang ternak dan meningkatkan kuantitas daging untuk diolah dan dijual sehingga meningkatkan pula harga jualnya.

Tapi seperti biasa, namanya manusia pastilah salah. Dalam hal ini ketidakpedulian dan pengambilan keputusan yang asal saja menyebabkan hasil yang mengkhawatirkan. Yaitu penggunaan jumlah antibiotik dalam pemeliharaan hewan ternak. Seperti diketahui, antibiotik adalah obat yang berfungsi menyerang bakteri yang merugikan kesehatan. Untuk hewan ternak, maka pemberian antibiotik ini dimaksudkan untuk mencegah penyakit. Hal ini mungkin berguna dalam dosis yang tepat, namun karena para peternak tampaknya hanya menggunakan dosis kira-kira menurut perasaannya saja, maka akhirnya terjadilah pemberian antibiotik berlebih. Yang kemudian terjadi adalah banyaknya hewan yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh, dan yang lebih parah, jejak residu antibiotik ini masih memberikan efek pada manusia yang mengkonsumsi dagingnya, dari sinilah disinyalir menimbulkan berbagai macam kerugian kesehatan pada manusia.

Meinlen menghasilkan 210 ribu ton antibiotik mentah tiap tahunnya. Sekitar lebih dari 46 persennya digunakan untuk industri peternakan, sehingga bagi manusia konsumennya, hal ini akan menjadi buruk. Peneliti Insitut Farmasi Klinikal di Universitas Peking menemukan bahwa penumpukan residu antibiotik dalam jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan gejala alergi dan resistensi obat bagi kebanyakan penyakit.

Bila hal ini menimpa ibu yang kemudian melahirkan bayinya, mungkin sekali akan menjadi seperti kasus bayi prematur dengan berat 650 gram namun sudah mengalami resistensi terhadap 7 macam antibiotik. Sekedar informasi, penggunaan sabun antiseptik dan antibiotik diketahui telah menyebabkan berkembangnya bakteri super pada rumah sakit di Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan hampir tak mungkin untuk menyembuhkan infeksi bakteri pada manusia, dan telah menjadi momok disana. Bila ini terjadi di meinlen, maka yang paling mungkin adalah ledakan bakteri super yang berbahaya dan menular dengan cepat.

Produsen meinlen yang hanya memikirkan keuntungan, harap sadar diri akan hal ini.

-------------------------------------------
Mon, Nov 29, 2010

THE baby is premature and weighs just 650g but is already resistant to seven different type of antibiotics.

The resistance is believed to have come about because the child's mother had eaten meat and eggs containing high volumes of antibiotic residue.

But this link has not been scientifically proven yet.

The baby, born after 25 weeks, is being treated in a hospital in Guangdong Province, the People's Daily reported, citing the Guangzhou Women and Children Hospital in China.

Meanwhile, a survey by the rural development institute with the Chinese Academy of Social Sciences discovered that industrial feed carrying antibiotics, hormones and additional medicines have been widely used by farmers in Shandong and Liaoning provinces in raising livestock and poultry.

Among the farmers interviewed, about 50 per cent said they add antibiotics and drugs into the feed, according to research fellow Yin Xiaoqing, who is with the institute.

Some farmers feed livestock or poultry doses based on their so-called experience or feeling, which is prone to exceed standard antibiotics limits, the newspaper said.

An industry insider warned that animals raised for food are fed far more antibiotics than required.

Mr Xie Zhongquan, chairman of the Beijing Feedstuffs Industry Association told the daily: "Western countries initially fed pigs antibiotic waste in 1960s to speed up their growth and later applied that to the entire industry."

But a senior research fellow at the Chinese Academy of Agricultural Sciences said the correct use of antibiotics helps growth in animals and keeps them free of disease.

Said Mr Qi Guanghai, vice-director of the academy's feedstuff institute: "The drug residues endangering human health are mainly caused by using excessive doses or unqualified drugs, both of which are illegal.

"The overuse of antibiotics is common now, which has led to a rising death rate among animals as their immune systems are depressed. Also, antibiotics remain detrimental to people's health after intake."

China produces 210,000 tons of raw antibiotics annually.

More than 46 per cent of the output is for the animal farming industry, making the situation worse than in most other countries, according to an expert panel led by Professor Xiao Yonghong at the Peking University's Clinical Pharmacy Institute.

Antibiotics found in animals accumulate in human bodies following the long-term intake of animal products and may cause allergic symptoms or drug resistance to most diseases, warned experts.

Said Ms Tu Yan, a researcher from the Chinese Academy of Agricultural Sciences: "In Europe, antibiotics have been bannedfrom being added to fodder...

"For China, it's not practical to ban the use of antibiotics in the breeding industry now as animals are facing serious threats of diseases due to limited sanitary conditions. But more research on substitutes for antibiotics in the breeding industry is under way."

23 Oktober 2010

Cuap tentang Protes Sesepuh

Tak disangka sebuah negara komunis yang totaliter dikontrol ketat dengan tangan besi sampai ke jalur kebebasan berekspresi, berkumpul, pengaturan arus informasi dan komunikasi ternyata dasarnya juga menjunjung kepentingan rakyat. Tercantum dalam Pasal 35 Konstitusi Cina, ”Warga negara Republik Rakyat China menikmati kebebasan berbicara, pers, berkumpul, berasosiasi, berprosesi, dan berdemonstrasi".

Hal ini disampaikan dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada partai komunis yang memegang kendali penuh atas cina saat ini, dan ditandatangani oleh 23 tokoh senior yang termasuk juga mantan petinggi partai komunis. Hal ini dikatakan jelas-jelas demi mencegah kemunduran yang terlalu besar akibat korupsi yang terus dilindungi dengan penghentian penyelidikan dan dibiarkan merebak di tingkat rumput.

Seolah mengkritik kalimat komite nobel norwegia yang mengutip pasal 35 konstitusi yang disampaikan dalam penganugerahan hadiah nobel kepada Liu Xiaobo, aktivis pro demokrasi yang istrinya sekarang justru menjadi tahanan rumah. Berbeda dari kenyataan bahwa di meinlen sana, selain aktivitas dagang, berkumpul dapat dicurigai sebagai usaha makar, apalagi berdemo. Bisa-bisa dilindas tank lagi seperti di Tiaanmen.

Bisa dilihat hasilnya nanti, apakah aspirasi ini didengar demi perubahan yang lebih baik, atau malah akan ada usaha pemasungan para tokoh senior ini dan semakin melengkapi kecongkakan meinlen untuk membodohi rakyatnya sendiri dari kenyataan dengan kebohongan demi kebohongan.

Sumber : Kompas.com

30 September 2010

Cuap tentang Kuan Kong

Kuan Kong
Sebagai salah satu tokoh paling terkenal dalam kisah Samkok (Tiga Kerajaan), Guan Yu bukan hanya dipandang sebagai jendral perang yang handal, namun juga ahli filsafat dan siasat perang yang mampu bersaing dengan jajaran penasehat utama kerajaan jamannya.

Tentu saja beliau bukanlah tokoh yang paling jago dalam bertarung, dalam hal ini masih ada Lu Bu yang tak tertandingi (Guan Yu dan Zhang Fei yang ditakuti sebagai 2 orang dewa perang Samkok pun tidak dapat mengalahkannya) dan Zhang Fei saudara angkatnya yang konon dengan hawa pembunuhnya bahkan mampu menghentikan sepasukan berkuda. Sementara iapun bukanlah yang paling lihai dalam bersiasat ataupun sastra, 2 orang paling terkenal yang saling bersaing dalam hal ini adalah Zhuge Liang si Naga Tidur penasehat utama Liu Bei, dan Zhou Yu penasehat utama Sun Ce yang beristri sangat cantik.

Namun karena kesetiaannya pada Liu Bei dan kemampuannya dalam berperang maupun sastra, ia dianggap setara dewa bagi banyak orang cina dan dijuluki sebagai Kuan Kong. Ada banyak sekali aplikasi sosok Kuan Kong dalam kultur cina, biasanya terdapat pada lukisan, patung, ukiran, maupun jimat. Penggambarannya yang paling terkenal ada 2, yaitu Kuan Kong yang memegang golok Naga Biru yang melegenda yang disebut Bu (otot) dan Kuan Kong yang memegang buku dengan gaya sastrawan yang alim dan terdidik, disebut Bun (sastra).

Kedua penggambaran ini bukan sembarang gaya, keduanya punya arti yang saling melengkapi dan menunjukkan prioritas konsep berpikir dari sang pemiliknya. Kuan Kong berpedang (Bu) memiliki arti kekuatan, ketangguhan. Biasa dipasang di lokasi bisnis seperti toko kelontong, kantor, dan pabrik kepunyaan juragan. Sementara Kuan Kong berbuku (Bun) memiliki arti kelihaian, intelektual, dan sastra. Biasa dipasang di lokasi tinggal seperti kost, rumah, atau apartemen kepunyaan akung.
Kuan Kong di atas kuda

Mengapa dipilih penempatannya seperti itu, logikanya mudah saja. Karena sebagai pebisnis yang mencari harta, haruslah tangguh dan berani dalam bertindak agar sukses bertahan dan berkembang terus. Sedangkan di rumah, haruslah mengutamakan kepintaran dan kebijaksanaan sebagai lokasi yang tenang dan cocok untuk belajar. Bagaimana dengan sekolah? Apakah akan dipasang Bu oleh Kepsek kepada para guru, ataukah Bun untuk para siswa/i ya? :D Jangan kuatir, di jaman sekarang sudah banyak aplikasi kombinasi keduanya.

Ada sedikit kebiasaan unik yang tanpa disadari memang banyak terjadi. Karena seperti umumnya orang cina yang suka pamer dalam banyak hal, penggunaan sosok Kuan Kong oleh orang kaya berbeda dibandingkan orang miskin. Gampang membedakannya, bila sosok Kuan Kong adalah patung yang diposisikan di depan pintu, maka bisa dipastikan si empunya adalah tai phan (tuan besar). Sedangkan bila hanya berupa gambar yang biasanya dipasang di pintunya, maka si empunya adalah orang miskin. Bukan menghina, tapi memang karena biaya cetak jauh lebih murah daripada memesan patung batu atau pualam :D Dalam hal ini, cimur juga dulunya hanyalah orang miskin, karena gambar Kuan Kong di rumah hanya ada di kalender harian gantung yang disobek tiap harinya.

22 Agustus 2010

Cuap tentang Toasebio

Jendela berteralis
Pecinan di Jakarta Barat daerah kota terkenal dengan wilayah yang disebut Glodok, lokasi penuh encek dan encim berkeliaran dan toko bertebaran. Tapi itu lain kali saja, sekarang cimur mau bahas agak ke daerah belakangnya. Dari pancoran Glodok, menyusuri jalan Kemenangan III akan terlihat sebuah sekolah. Lalu di sebelahnya ada tepekong, eh gereja, eh ... pokoknya salah satu di antara keduanya.



Gerbang Gereja
Sepintas tidak akan bisa dibedakan karena penampilannya yang memang sangat "cina abis", pertama kali tidak akan menyadari kalau itu gereja. Tentu saja tinggal membaca tulisan di atas gerbangnya, atau sedikit rajin untuk menengok ke dalam akan terlihat gua besar berisi patung tokoh agama Katolik. Bangunan ini dulu dikenal dengan nama gereja Toasebio, karena terletak di jalan Toasebio (di orde baru diubah menjadi jalan Kemenangan karena adanya tekanan pemurtadan cina untuk menghapus penggunaan bahasa mandarin). Di pintu gerbangnya ada tulisan gede-gede "Gereja Katolik Maria de Fatima".

Patung singa kuil Shaolin
Menurut sumber, awalnya berdiri di 1950 gereja itu hanya menempati depan rumah hasil sumbangan seorang kapitan bernama Tjioe. Pada 1953, Pater Wilhelmus Krause van Eeden membeli tanah seluas 1 hektar itu. Gereja itu kemudian bertambah fungsinya menjadi sebuah lokasi pelatihan anak Hoakiaw (perantauan), dan sekolah Ricci terletak persis di sebelahnya.

Bentuk bangunan yang dirancang sangat terasa etnik tionghoa, pilar berukir, jendela berteralis, dan atap genteng melengkung. Ditambah lantai batu dan patung singa menjadikan gereja ini lebih terasa seperti kuil Shaolin dalam film kungfu.