Amazon Ad Tag

22 Agustus 2010

Cuap tentang Toasebio

Jendela berteralis
Pecinan di Jakarta Barat daerah kota terkenal dengan wilayah yang disebut Glodok, lokasi penuh encek dan encim berkeliaran dan toko bertebaran. Tapi itu lain kali saja, sekarang cimur mau bahas agak ke daerah belakangnya. Dari pancoran Glodok, menyusuri jalan Kemenangan III akan terlihat sebuah sekolah. Lalu di sebelahnya ada tepekong, eh gereja, eh ... pokoknya salah satu di antara keduanya.



Gerbang Gereja
Sepintas tidak akan bisa dibedakan karena penampilannya yang memang sangat "cina abis", pertama kali tidak akan menyadari kalau itu gereja. Tentu saja tinggal membaca tulisan di atas gerbangnya, atau sedikit rajin untuk menengok ke dalam akan terlihat gua besar berisi patung tokoh agama Katolik. Bangunan ini dulu dikenal dengan nama gereja Toasebio, karena terletak di jalan Toasebio (di orde baru diubah menjadi jalan Kemenangan karena adanya tekanan pemurtadan cina untuk menghapus penggunaan bahasa mandarin). Di pintu gerbangnya ada tulisan gede-gede "Gereja Katolik Maria de Fatima".

Patung singa kuil Shaolin
Menurut sumber, awalnya berdiri di 1950 gereja itu hanya menempati depan rumah hasil sumbangan seorang kapitan bernama Tjioe. Pada 1953, Pater Wilhelmus Krause van Eeden membeli tanah seluas 1 hektar itu. Gereja itu kemudian bertambah fungsinya menjadi sebuah lokasi pelatihan anak Hoakiaw (perantauan), dan sekolah Ricci terletak persis di sebelahnya.

Bentuk bangunan yang dirancang sangat terasa etnik tionghoa, pilar berukir, jendela berteralis, dan atap genteng melengkung. Ditambah lantai batu dan patung singa menjadikan gereja ini lebih terasa seperti kuil Shaolin dalam film kungfu.