Amazon Ad Tag

28 September 2009

Cuap tentang Pusat Rehab Candu Internet

Agaknya orang-orang cina sudah pada gila. Pertama, tingkat kecanduan berbagai hal yang tinggi. Mulai dari candu opium (dulu sempat mewabah di cina generasi opium yang kerjaannya hanya mendatangi rumah opium untuk merokok sampai teler), candu judi (Pernah nonton film God of Gambler yang diperankan Andy Lau, Stephen Chow, dan Chow Yun Fat yang terkenal? Jadi jagoan judi dengan jurus kungfu sampai menjadi tren saat itu), candu alkohol (Drunken Fist sodara-sodara? Kungfu saja ada yang memakai dasar filosofi orang mabuk arak. Di satu film silat berjudul Golok Naga dan Pedang Langit malah sampai diceritakan pecandu arak terkenal yang hanya minum arak dan melupakan rasa air putih), candu prostitusi (Sebut saja daerah prostitusi yang sukses menjadi Redlight District di Jakarta, itu adalah lokasi tempat berkumpulnya warga keturunan. Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak generasi yang sejak mudanya sudah gemar mencicipi tempat seperti itu), dan yang terbaru menjadi tren saat ini-Candu Online.

Lalu saking besarnya pengaruh koneksi internet pada orang cina, sampai perkembangan teknologi komputer dan informasi merupakan hal yang paling pesat disana. Selain dinikmati, juga dijadikan lahan bisnis yang sangat basah. Untuk para generasi penikmat internet, melakukan abuse yang sampai menyebabkan dirinya kecanduan. Pemerintah meinlen sampai was-was dan berusaha mengontrol kondisi karena ditakutkan dengan laju informasi yang tak terbendung akan menyebabkan sulitnya diatur, terbukti dari segala usaha untuk memblokir informasi dari site yang tidak diijinkan eksis di dunia maya disana. Selain itu juga demi menjaga image negara dan ideologi pemerintahan yang dianut dengan menahan masuknya informasi mengenai ideologi lainnya kesana.

Kemudian sejalan dengan otak bisnis mereka, kebutuhan akan kesembuhan dari ketagihan internet ini rupanya begitu besar dan menggiurkan sehingga menjamurlah lokasi terapi rehabilitasi penyembuhan kecanduan akan internet. Dengan bayaran yang relatif mahal, keluarga penderita mengharapkan perawatan dan kesembuhan bagi mereka. Namun apa yang terjadi saudara-saudara, yang ada ternyata malah sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah ditarik bayaran besar, para pecandu itu malah diperlakukan dengan kasar dan tanpa perikemanusiaan. Puncaknya pada kematian salah seorang peserta rehabilitasi itu. Tapi tampaknya kejadian belum menghasilkan kesadaran nurani yang seharusnya dimiliki oleh negara yang memuja-muja kebijaksanaan dengan berbagai pepatah jaman baheulanya. Ujung-ujungnya memang cuma untuk duit, bukannya demi membantu orang untuk menuju kesembuhan. Kalau berbisnis dengan turunan yang membawa embel-embel kesadaran sosial, harap disadari bahwa mereka mungkin hanya bermulut manis. Waspadai kejadian seperti yang satu ini, mungkin juga sampai terjadi di Indonesia tercinta.

---------------------------

Remaja Pecandu Internet Tewas di Rehabilitasi
Pusat rehabilitasi kecanduang internet memang banyak tersebar di China.
Rabu, 5 Agustus 2009, 08:26 WIB

VIVAnews - Seorang remaja yang dikirimkan ke pusat rehabilitasi di China untuk mengatasi kecanduannya terhadap internet dipukuli hingga tewas oleh pelatihnya.

Meski merupakan tempat untuk meredam kecanduan internet, tentu bukan ini maksud orangtua Deng Senshan, 16 tahun, saat mereka mengirimkan anaknya ke camp tersebut.

Saat ini, tiga orang pengawas yang seharusnya membimbing Senshan kini ditahan. "Kasus pelajar sekolah yang dipukuli hingga tewas oleh pengawasnya ini sedang dalam investigasi," kata seorang petugas kepolisian Nanning, Guangxi, China, seperti VIVAnews kutip dari Telegraph, 5 Agustus 2009.

Deng Fei, orangtua Deng Senshan membayar sekitar 1400 dolar AS pada Guangxi Qihuang Survival Training Camp untuk biaya rehabilitasi anaknya selama 1 bulan. Akan tetapi, setibanya di sana, Senshan malah dimasukkan dalam ruangan terpisah. Setelah itu ia dipukuli karena larinya terlalu lambat.

Pusat rehabilitasi kecanduan internet memang marak tersebar di China. Pasalnya, negeri itu memiliki lebih dari 10 juta pecandu internet. Meski begitu, sejumlah metode penyembuhan kontroversial sudah dilarang.

Bulan lalu, kementerian kesehatan China telah melarang penggunaan terapi kejutan listrik untuk merawat pecandu internet. Ke depannya, perawatan dengan memukuli pecandu internet mungkin akan dilarang juga.

--------------------------------

Pusat Rehab Candu Internet Makan Korban Lagi
Pusat rehab pecandu internet tak cuma makan korban jiwa, juga membuat pasien rusak ginjal
Kamis, 20 Agustus 2009, 20:17 WIB

VIVAnews - Setelah kasus meninggalnya seorang pasien rehabilitasi kecanduan internet, Pemerintah China kembali menutup pusat rehabilitasi lainnya yang mempraktekkan cara-cara kekerasan.

Rabu 19 Agustus 2009, polisi menahan pria bernama Tang Jingcheng, karena menganiaya beberapa pasien di pusat rehabilitasi yang ia kelola.

Menurut laman China Daily, Tang, yang juga berprofesi sebagai guru di Kota Qinshe, menyuruh peserta rehabilitasi memukuli seorang pasien hingga babak belur.

Seorang ibu dari pasien rehabilitasi melapor kepada polisi pada 10 Agustus bahwa putranya, Xiang Pan, dipukuli anak-anak lain, atas perintah Tang.

Bocah 14 tahun itu, dikirim ke pusat rehabilitasi agar sembuh dari kecanduannya terhadap internet. Untuk itu, orangtuanya merogoh kocek hingga 1.500 Yuan (sekitar Rp 2,3 juta) per bulan.

Uang telah dibayar, bogem mentah yang ia tuai. Di hari ketiga di rehabilitasi, pelajar sekolah menengah pertama di Chengdu itu akhirnya mencoba melarikan diri. Sayangnya, Tang memergokinya dan berhasil menangkapnya. Ia pun kembali meminta peserta lain menggebukinya.

Saat menyelidiki lokasi rehabilitasi, polisi juga menemukan korban lain bernama Pu Liang, 14 tahun. Ia didapati mengalami luka berat dan kerusakan ginjal, juga karena dipukuli.

Dokter mengatakan, Pu menderita luka di jaringan urat, mengalami retak tulang serta masalah ginjal serius.

Penyiksaan remaja di kamp Sichuan itu terjadi hanya beberapa hari setelah seorang anak dipukuli hingga tewas di pusat rehabilitasi serupa di daerah otonomi khusus Guangxi Zhuang.

Deng Senshan, 15 tahun, ditemukan jenazahnya pada 2 Agustus, sepuluh jam setelah dia memasuki Kamp Pelatihan Qihang.

Polisi telah menahan 13 orang yang diduga terlibat dalam kekerasan itu. Tersangka juga dituduh menjalankan kamp secara ilegal. Kamp tanpa lisensi itu telah ditutup dan seluruh 122 pesertanya sudah dipulangkan.

China memiliki pengguna internet terbanyak di dunia, yang mencapai 338 juta orang. Sekitar sepuluh persen di antara pengguna internet di China diperkirakan telah kecanduan berselancar di dunia maya.