Amazon Ad Tag

30 Juli 2009

Cuap tentang Bentrokan Uighur

Masih saja panas disana, tampaknya memang pemerintah meinlen masih terus mencari biang keributan itu, sampai dikeluarkan daftar tertuduh perusuh yang beredar luas. Sementara itu dari pihak uighur sendiri mengeluarkan pernyataan bahwa ada sejumlah besar orang suku uighur hilang (mencapai 10.000 dalam waktu singkat) namun ditolak oleh pemerintah. Tentu saja, sikap pemerintah sudah jelas, menjaga keteraturan dengan melenyapkan potensi kekacauan (dalam beberapa kasus bahkan ekstrim, gak boleh ngumpul kalau sampai 10 orang, dianggap berorganisasi dan berencana melawan pemerintah! contohnya kasus fa lun gong) yang bisa jadi memang didalangi oleh para perusuh dari uighur atau bahkan penyusup dari aliran keras.

Mengingat adanya pihak2 yang beraliran keras memakai pendekatan persamaan pandangan religi dan meruncingkan kondisi sosial masyarakat, bisa saja bila ternyata sebenarnya para provokator itu penyusup yang berasal dari luar cina untuk mengikis keamanan cina. Namun bisa juga cina telah melakukan penculikan tokoh2 uighur untuk mencari target yang mereka tetapkan, kedua bisa terjadi salah satunya, atau bahkan keduanya sekalipun mungkin saja. Yang penting sih, jangan sampai korbannya melulu rakyat tak berdosa yang terjepit di tengah pihak yang bertikai. Kalau memang perusuh itu ternyata provokator penyusup dari luar, semoga nasionalisme bangkit, kalau memang pemerintah memakai cara-cara tidak terpuji dan bertanggung jawab atas hilangnya para orang uighur, semoga kepedulian terhadap saudara sesama warga negara juga mampu bangkit membela yang lemah.

--------------------

China Bantah 10.000 Orang Uighur Hilang
Kamis, 30 Juli 2009 | 22:55 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — Pemerintah provinsi Xinjiang, China, menolak pernyataan seorang pemimpin Uighur di pengasingan yang mengatakan bahwa hampir 10.000 orang hilang setelah kerusuhan etnik bulan ini di wilayah tersebut.

Juru bicara pemerintah Xinjiang, Hou Hanmin, mengatakan klaim yang disampaikan Rebiya Kadeer, pemimpin Uighur di pengasingan itu, "bahkan tidak pantas ditanggapi", dan sebagai "tuduhan tidak berdasar" sebagaimana laporan surat kabar berbahasa Inggris, Global Times.

Rebiya, mantan wanita pengusaha yang kini tinggal di Amerika Serikat, Rabu, mengatakan bahwa hampir 10.000 orang "hilang dalam satu malam" setelah terjadi bentrokan di Urumqi, ibukota Xinjiang, di China timur laut. "Masyarakat Uighur yang berada di sana harus dibunuh atau dihilangkan," katanya di Tokyo, Jepang.

Wanita juru bicara Xinjiang mengatakan, "Ada lebih dari 10.000 orang yang hilang, berapa banyak mereka yang ikut ambil bagian dalam kerusuhan?"

Pemerintah China mengatakan, Rebiya berada di balik kerusuhan 5 Juli, yang menewaskan 197 orang, dan sebagian besar dari mereka adalah suku Han, China, yang dibunuh oleh gerombolan Uighur yang marah.

China mengatakan, polisi melepas tembakan untuk mencegah meluasnya pertumpahan darah dan bahwa lebih dari 1.400 orang telah ditahan karena mereka terlibat dalam aksi kerusuhan itu.

Rebiya Kadeer, ketua Kongres Uighur Dunia—yang bermarkas di AS, membantah bahwa ia terlibat dalam aksi kerusuhan tersebut.

--------------------

Terkait Kerusuhan, China Keluarkan Daftar 15 Buronan
Kamis, 30 Juli 2009 | 14:34 WIB

BEIJING, KOMPAS.com-China mengeluarkan daftar 15 orang yang paling dicari di negeri itu yang diduga berperan besar dalam kerusuhan etnis di Xinjiang yang meledak awal bulan ini.

Kerusuhan, yang terjadi di wilayah barat Xinjiang antara warga minoritas suku Uighur dengan warga mayoritas suku Han, dilukiskan sebagai kerusuhan etnis terburuk di China dalam 10 tahun terakhir.

Pemerintah China mengatakan, 197 orang tewas dan lebih dari 1.700 orang lainnya luka-luka dalam kerusuhan tersebut. Aparat pemerintah menyebutkan, lebih dari 1.600 orang yang diduga terlibat dalam peristiwa itu telah ditahan.

Kantor berita resmi Xinhua melaporkan, Biro Keamanan Publik Urumqi, Kamis (30/7), mengumumkan daftar nama dan foto dari 15 orang paling yang dicari. Semua buronan, kecuali satu, yang tercantum dalam daftar itu adalah nama-nama orang Uighur. Yang satu lagi nama orang dari suku Han.

Pengumuman itu mendesak para tersangka untuk menyerahkan diri. "Orang yang menyerahkan diri dalam waktu 10 hari akan akan mendapat toleransi. Orang yang tidak menyerahkan diri akan dituntut sesuai dengan aturan perundang-undagan yang berlaku," demikian antara lain isi pengumuman tersebut.

Kerusuhan itu meletus sejak 5 Juli di Urumqi, ibu kota wilayah Muslim Xinjiang, ketika polisi menghentikan sebuah protes penduduk berbahasa Turkic-Uighur. Oran-orang Uighur memecahkan jendela, membakar mobil, dan menyerang orang-orang dari suku Han, kelompok etnis terbesar di China. Dua hari kemudian, orang-orang Han turun ke jalan-jalan dan menyerang orang-orang Uighur.

Pemerintah China berulang kali menyatakan bahwa kerusuhan tersebut
didalangi kaum separatis yang bekerja di dalam dan di luar negeri. Namun Pemerintah China hanya punya sedikit bukti untuk mendukung tuduhan itu.

23 Juli 2009

Cuap tentang Hilangnya Prototype

Lagi2 kasus pencurian prototype di RRC.. Apakah para perusahaan China se-desperate itu untuk menyaingi pabrik utama, sehingga harus sampai melakukan tindakan kriminil seperti ini?

Sebelumnya pernah ada juga kasus pencurian prototype figure anime dari sebuah perusahaan terkemuka di Jepang, Goodsmile Company.. Barang terlihat di RRC pada bulan Juni, sementara Official Date nya Agustus.. Tanya bagaimana? Perlu diketahui juga, Foxconn pernah ditegur Apple karena labour abuse dan melanggar kode etik produksi.

by : GreyLife

-------------------------

Prototipe iPhone Hilang, Pekerja Itu pun Bunuh Diri
Rabu, 22 Juli 2009 | 09:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Kabar menyedihkan datang dari Cina hanya beberapa jam sebelum Apple menyajikan laporan pendapatan kuartal tiganya. Seorang pekerja bernama Sun Danyong di fasilitas manufaktur Foxconn telah bunuh diri. Lalu apa hubungannya dengan Apple?

Pria berusia 25 tahun itu bertanggung jawab atas pengiriman prototipe Apple iPhone di lokasi manufaktur utama Apple iPod dan iPhone tersebut. Namun Sun Danyong kehilangan satu prototipe iPhone generasi keempat itu. Dia hanya menemukan 15 unit dari total 16 unit yang harus dikirimkan. Diperkirakan tak tahan dengan tekanan-tekanan kepada dirinya maupun keluarga akibat kehilangan tersebut, Sun Danyong kemudian memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Bagaimana tanggapan Apple? Biasanya Apple menolak berkomentar tentang gosip atau produk yang akan dirilisnya. Akan tetapi melalui CNET, perusahaan yang berbasis di Cupertino itu mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengkonfirmasikan kematian pekerja muda tersebut. Jubir Apple juga mengatakan mereka masih menunggu hasil investigasi kematian Sun Danyong. Ia juga mengatakan bahwa Apple mengharuskan para pemasoknya untuk memperlakukan semua pekerjanya secara terhormat dan berharga diri.

-------------------------------

Apple: Foxconn violated code of conduct


Apple on Thursday said it has found evidence that one of its iPod suppliers has violated its own Supplier Code of Conduct. Earlier this summer, the company began an investigation following reports of labor abuse by its iPod manufacturing partner Foxconn. Recent reports also indicated that Apple look to Foxconn for additional laptop production. Apple said its audit team--comprised of members from is human resources, legal, and operations groups--found that Foxconn was in compliance in the majority of the areas audited, but found violations to the company's Supplier Code of Conduct, including overcrowding in some housing provided to workers, a complex and overly incentivized pay structure, an outdated payroll system, over-worked employees, and some instances of harsh treatment. In addition, Apple found other areas for improvement, which it said it as working to address. While Apple said it has been encourage by steps already taken by Foxconn, it will continue to monitor the conditions as well as conduct an audit of all its iPod and Mac manufacturing partners by the end of the year.

Apple's investigation found evidence of overcrowding in some of Foxconn's off-site leased dorms where workers were found to be "triple bunked" in one location and "too impersonal" in two other off-site locations; the company's on-site dormitories, which were optional, did not have the problems. Apple said that the iPod manufacturer has acquired additional land and is currently building new dormitories, noting that the plans were in place prior to Apple's audit. The newly procured housing space increase the total living space by 46 percent during the next four months.

"Our audit of on-site dormitories found no violations of our Code of Conduct. We were not satisfied, however, with the living conditions of three of the off-site leased dorms that we visited," Apple wrote in its open letter posted to its website.

"These buildings were converted by the supplier during a period of rapid growth and have served as interim housing. Two of the dormitories, originally built as factories, now contain a large number of beds and lockers in an open space, and from our perspective, felt too impersonal. The third contained triple-bunks, which in our opinion didn’t provide reasonable personal space."

Apple, however, found some evidence of harsh treatment of workers. Two employees reported that they had been disciplined by being made to stand at attention. While the issue was being addressed and appeared to not be widespread, Apple said it was quickly working to better educate plant management about its Code of Conduct.

"While we did not find this practice to be widespread, Apple has a zero tolerance policy for any instance, isolated or not, of any treatment of workers that could be interpreted as harsh," Apple said. The supplier, it claims, has launched an aggressive manager and employee training program to ensure such behavior does not occur in the future.

Payroll to be improved

Apple also found that the workers were subject to an overly complex payroll system, but said that all workers earn at least the local minimum wage and were given a comprehensive medical plan. In fact, the sample audit of payroll records showed that more than half were earning above minimum wage, according to Apple. However, the manual payroll system provided for little dispute resolution and the complex incentives for workers effectively violated its own supplier code, Apple said.

"We did find, however, that the pay structure was unnecessarily complex. An employee’s wage was comprised of several elements (base pay, skill bonus, attendance bonus, housing allowance, meal allowance, overtime), making it difficult to understand and communicate to employees," Apple wrote. "This structure effectively failed to meet our Code of Conduct requirement that how workers are paid must be clearly conveyed. The supplier has since implemented a simplified pay structure that meets the Code of Conduct."

Apple said Foxconn was working to have a better solution in place by October 1 of 2006 that would link its payroll system and electronic badge system to automate the recording of hours worked and pay calculations.

Overtime violations

The investigation also found evidence of over-worked employees. Despite claims that plant workers could decline overtime requests without penalty, it found that over 35 percent of the iPod plant employees worked more than the 60-hour per week limit mandated by Apple's supplier code and employees worked more than six consecutive days 25 percent of the time. Apple's Code of Conduct requires that employees work no more than 6 days per week.

New policies were put into place to more effectively communicate the required policies to supervisors and managers at the iPod plan and a new management system has been implemented to track compliance with the Code of Conduct, according to Apple.

The letter also noted some employee dissatisfaction with the lack of overtime during non-peak periods and the transportation schedule for employees living in off-campus dorms.

Apple to complete more audits

Despite the violations, Foxconn appeared to be in compliance with a vast majority of Apple's Code of Conduct, according to the letter; however, Apple was looking for longer-term preventative solutions to help its partners improve the existing work conditions.

The company also said that it has engaged the services of Verité, a leader in workplace standards, to help it complete audits of other aspects of the work conditions, including health and safety. Apple will also complete audits of all final assembly suppliers of Mac and iPod products in 2006.

"We recognize that monitoring compliance is an ongoing process requiring continual progress reviews. When violations are discovered in any supplier, we will require corrective action plans, with a focus on prevention and systemic solutions," Apple's statement read.

"We will also ensure that action plans are implemented and in cases where a supplier’s efforts in this area do not meet our expectations, their contracts will be terminated.

Apple also noted that it has now joined the Electronic Industry Code of Conduct (EICC) Implementation Group, which has established industry-wide standards and offers resources for evaluating suppliers. Apple said it would help make contributions to the EICC, which was a key benchmark when Apple created its own Code of Conduct.

--------------------------------------------------------------------------


Goodsmile Lily Saber leaked in China
Tue 2009/06/23 20:59

Seem like Lily Saber is sighted selling in China market already.
According to Goodsmile company, the official release is in august
.










Dan final product nya:

12 Juli 2009

Cuap tentang Rusuh di cina

Kalo buat you2 pada yang sempat ngalamin rusuh Mei 98 di jakarta, atau yang masih nyangkut di ingatan saat kacau itu, kira2 kayak gitulah yang terjadi di xinjiang baru2 ini. Alasannya sama saja, ketidakpuasan terhadap pemerintah yang dilampiaskan ke kambing hitam yang ditunjuk. Kalo di jakarta waktu itu yg ngerusuh itu katanya mayoritas yang bawa2 agamanya dan korbannya orang cina yang suku dan agamanya minoritas, di xinjiang malah terbalik. Yang ngerusuh itu minoritas dan sasarannya mayoritas.

Lucunya aksinya sama, kekerasan dan konfliknya dipisahkan oleh kategori suku dan agama juga. Lebih lucu lagi, yang ngerusuh itu bawa agama yang sama dengan yang ngerusuh di jakarta dulu. Ntah emang di agama itu banyak provokatornya yang nyusup buat ngajakin rusuh atau emang orang2nya bermental sama, doyan ngerusuh.

Ujung-ujungnya sih yang disalahin pemerintahnya, karena ga bisa mengayomi rakyatnya dan memberikan kesejahteraan yang merata. Satu pihak bilang pemerintah pilih kasih, satu pihak lagi bilangnya pihak satunya pemalas ga mau kerja. Kalo diinget2, pas dulu juga ada omongan kayak gitu di jakarta. Jadi ga jauh2 ternyata alasannya ya. Coba kalo kita pandang contoh lain, di malaysia mayoritas dengan agama yang sama dengan perusuh2 di jakarta dan xinjiang bisa hidup makmur dan sejahtera kok. Jadi alasan utamanya sepertinya memanglah ekonomi yang diseret2 ke suku dan agama yah. Cuma memang sih ada undang2 rasis yang menguntungkan suku mayoritas dan menekan minoritas di malaysia, sampai2 ada keributan antara mayoritas dengan dua suku minoritas disana kemarin itu.

Pertanyaannya sekarang jadi, apakah perlu dibuat undang2 seperti di malaysia supaya para perusuh di xinjiang dan di jakarta gak ngerusuh lagi? Tapi kalau seperti itu, apakah mereka tidak jadi terlena oleh fasilitas dan menjadi lebih malas berusaha? Mental tempe dong kalo gitu, tempe mah enak dan bergizi, tp kalo dibilang mental tempe mah maksudnya seperti tempe yang dimasak dengan diiris tipis2.

Yang pasti mah, buat menahan laju kemelaratan, manusia perlu sadar untuk tidak seenaknya bikin anak. Jadi pola pikir punya banyak anak itu berkah tuhan dan banyak rejeki itu perlu direvisi, agar sesuai kondisi ekonomi dan lingkungan hidup. Kalo punya anak tapi ga bisa ngurusnya, cuma buat diajarin ngemis atau nyolong mah sama aja dosa. Kalo uda dapat anak perempuan terus, jangan maksa bikin anak terus sampai dapat anak laki trus anak perempuannya ga diperhatiin. Ujung2nya kalo banyak tanggungan kan nyusahin diri sendiri dan keluarga juga. Mbok ya tolong dipikirin toh? Daripada males mikir nantinya ribut2.

-----------------------------------

Xinjiang Makin Berdarah, yang Tewas Bertambah

Selasa, 7 Juli 2009 | 05:02 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — Jumlah kematian akibat kekerasan etnik di daerah Xinjiang, China barat laut, naik menjadi 156 orang. Kerusuhan meluas ke kota Kashgar, tempat polisi membubarkan sekitar 200 orang yang berusaha berkumpul, kata media pemerintah, Selasa (7/7).

Pemrotes yang marah dari minoritas Uighur turun ke jalan-jalan di ibu kota wilayah itu, Urumqi, Minggu, dengan membakar dan menghancurkan kendaraan serta pertokoan, dan bentrok dengan polisi antihuru-hara.

Lebih dari 700 orang ditangkap karena dituduh berperan dalam kekerasan itu, kata kantor berita resmi Xinhua. Namun, penduduk setempat mengatakan kepada Reuters bahwa polsi melakukan operasi membabi-buta di daerah-daerah Uighur.

Lebih dari 20.000 polisi khusus dan bersenjata, pasukan, dan pemadam kebakaran dikerahkan dalam penumpasan kekerasan di Urumqi. Meski pengamanan diperketat, kerusuhan tampaknya meluas di wilayah bergolak itu.

Sekitar 200 orang yang "berusaha berkumpul" di masjid Id Kah di pusat kota Silk Road Kashgar dibubarkan oleh polisi pada Senin petang, kata Xinhua.

Polisi juga memperoleh "petunjuk" mengenai upaya-upaya untuk mengatur lagi kerusuhan di kota Aksu dan prefektur Yili, sebuah daerah perbatasan yang dilanda kerusuhan etnik pada akhir 1990-an.

Bersama-sama Tibet, Xinjiang merupakan salah satu kawasan paling rawan politik dan di kedua wilayah itu, pemerintah China berusaha mengendalikan kehidupan beragama dan kebudayaan sambil menjanjikan petumbuhan ekonomi dan kemakmuran.

Namun, penduduk minoritas telah lama mengeluhkan bahwa orang China Han mengeruk sebagian besar keuntungan dari subsidi pemerintah, sambil membuat warga setempat merasa seperti orang luar di negeri mereka sendiri.

Beijing mengatakan bahwa kerusuhan itu, yang paling buruk di kawasan tersebut dalam beberapa tahun ini, merupakan pekerjaan dari kelompok-kelompok separatis di luar negeri yang ingin menciptakan wilayah merdeka bagi minoritas muslim Uighur.

Kelompok-kelompok itu membantah mengatur kekerasan tersebut dan mengatakan, kerusuhan itu merupakan hasil dari amarah yang menumpuk terhadap kebijakan pemerintah dan dominasi ekonomi China Han.

---------------------------

Xinjiang Bergolak, Warga China Perang di Internet

Selasa, 7 Juli 2009 | 12:38 WIB

SHANGHAI, KOMPAS.com - Warga China menumpahkan kemarahan mereka secara online terhadap kerusuhan etnis di provinsi muslim Xinjiang yang setidaknya merenggut 156 nyawa.

Mereka mesti main petak umpet untuk menghindari sensor pemerintah yang berusaha menghapus pesan yang di-posting dan blog-blog berisi kecaman.

Kebanyakan dari komentar itu menuntut hukuman keras terhadap mereka yang terlibat. Seakan bersesuaian dengan tuduhan media massa pemerintah terhadap aktivis Uighur di pengasingan, Rebiya Kadeer, sebagai otak kerusuhan di Urumqi, Minggu.

Hampir setengah dari 20 juta penduduk provinsi Xinjiang adalah Uighur Muslim, tetapi mereka sudah lama mengeluhkan etnis Han China karena lebih sering diuntungkan oleh investasi dan subsidi pemerintah pusat. Sementara sebagian besar rakyat beragama Islam yang lebih memiliki kesamaan bahasa dan budaya dengan Asia Tengah, merasa terpinggirkan.

Di samping Tibet, Xinjiang adalah salah satu dari wilayah China yang secara politik sangat sensitif dan di kedua wilayah itu pemerintah berupaya mengetatkan cengkeramannya dengan mengendalikan kehidupan beragama dan kebudayaan sambil menjanjikan pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi.

"Hancurkan konspirasi, tindak tegas para penyabot, serang lebih keras lagi," demikian bunyi pesan yang di-posting melalui satu blog milik seseorang yang dikenali dengan "Chang Qing" dalam portal www.sina.com.cn.

Sementara beberapa lainnya memperingatkan bahwa etnis Han, yang menjadi suku mayoritas di China, akan membalas dendam. "Utang darah dibayar darah. Rekan-rekan sesama Han bersatulah dan bangkitlah," tulis "Jason" dalam search engine www.baidu.com.

Beberapa pihak lainnya memuja arwah Wang Zhen, jenderal China yang menghinakan dan ditakuti banyak orang Uighur karena keberingasannya saat memimpin pasukan komunis China memasuki Xinjiang pada 1949 untuk memasukkan wilayah itu ke negara baru, Republik Rakyat China.

"Camkan ini baik-baik," bunyi satu pesan yang di-posting di atas kisah singkat penaklukan Wang yang diambil dari buku sejarah China.

Namun, tak sedikit orang yang berusaha memahami penderitaan orang-orang Uighur. "Jika anggota keluargamu tidak punya hak, tidak punya kekuasaan, menghadapi diskriminasi dan ditertawakan, maka tidak hanya keluargamu yang hancur, kamu sendiri yang menanam benih-benih permusuhan," tulis "Bloody Knife".

Seseorang berinisial "zfc883919" menulis di portal Xinjiang, www.tianya.cn, bahwa tidak bisa memahami mengapa polisi membiarkan begitu banyak korban mati di sana. "Apa gerangan yang kalian kerjakan? Itu 156 jiwa manusia. Saya berharap pihak berwenang yang menangani ini benar-benar mau belajar sehingga tragedi seperti ini tidak terulang."

Pihak berwenang segera mengambil langkah cepat menghapus komentar-komentar berbau kekerasan itu, terutama untuk mencegah menyebarnya kebencian etnis atau pertanyaan awam di internet terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah di kawasan yang didominasi etnis-etnis minoritas non-Han.

Banyak blog yang hanya mem-posting kembali artikel-artikel dari media setempat mengenai kerusuhan itu, tetapi pada bagian di mana pembaca diundang untuk berkomentar, tertulis, "Tidak ada komentar untuk sementara waktu ini," suatu hal yang tidak biasa di tengah populernya blog di kalangan 300 juta pengguna internet di China.

Sejumlah laman yang mem-posting tayangan grafis mengenai tubuh-tubuh yang habis dipukuli dan berdarah-darah, yang diambil selama atau setelah kerusuhan, juga dengan cepat dihapus.

---------------------------

140 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Xinjiang

Senin, 6 Juli 2009 | 16:03 WIB

URUMQI, KOMPAS.com - Aksi kekerasan yang berlangsung di wilayah Xinjiang, China menewaskan 140 orang dan mencederai 828 lainnya. Keterangan yang disampaikan oleh seorang pejabat di ibukota Xinjiang, Urumqi, Senin (6/7), menyebutkan aksi kerusuhan yang berlangsung setelah polisi membubarkan demonstran dari sebuah kelompok etnik Muslim.

Jumlah korban tewas itu menjadikan kerusuhan ini sebagai insiden tunggal yang memakan korban jiwa terbesar di Xinjiang dalam beberapa dasawarsa terakhir. Aksi kekerasan di Urumqi itu berlangsung setelah unjuk rasa damai yang diikuti 1.000 hingga 3.000 peserta kemarin menjadi tidak terkendali.

Demonstran membalikkan sejumlah barikade, merusak sejumlah mobil dan rumah serta terlibat bentrokan dengan polisi. Kelompok Uigher di pengasingan menerangkan aksi kekerasan bermula setelah polisi membubarkan unjuk rasa damai.

Kantor berita Xinhua melaporkan 140 orang tewas dan jumlah korban meninggal dunia dikhawatirkan bertambah dalam kerusuhan itu. Ketegangan antara Uighur dan kelompok etnik mayoritas Han kerap terjadi Xinjiang.

Militan Uighur telah melancarkan kampanye separatis melalui aksi kekerasan sporadis. Mayoritas dari 2,3 juta jiwa warga Urumqi berasal dari kelompok etnik Han.

---------------------------

Rusuh di Xinjiang Tewaskan Tiga Warga Sipil

Senin, 6 Juli 2009 | 04:38 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — Tiga warga sipil tewas dalam kerusuhan di ibu kota wilayah barat jauh China, Xinjiang, Minggu (5/7), kata kantor berita resmi Xinhua.

Laporan singkat Xinhua mengatakan, korban tewas adalah tiga warga biasa dari kelompok etnik Han.

Mereka tewas dalam kerusuhan di Urumqi yang kata saksi mata dan sumber lain melibatkan anggota-anggota minoritas etnik Uighur, kata kantor berita itu. "Lebih dari 20 orang lain cedera dalam insiden itu dan banyak kendaraan bermotor dibakar," tambah Xinhua.

--------------------------------------

Shalat Jumat Dilarang di Urumqi China

Jumat, 10 Juli 2009 | 13:27 WIB

URUMQI, KOMPAS.com — Masjid-masjid di kota Urumqi, China, dilarang menyelenggarakan shalat Jumat, (10/7), sementara polisi dikerahkan untuk mencegah kemungkinan meletusnya aksi kerusuhan baru antaretnis yang mematikan.

Sejumlah Muslim Uighur mengatakan, mereka telah diperintahkan untuk melaksanakan shalat di rumah saja, pada saat pasukan bersenjata dikerahkan di jalan-jalan di ibu kota wilayah barat laut Xinjiang, lima hari setelah terjadi bentrokan yang menurut pemerintah menewaskan 156 orang.

"Pemerintah mengatakan tidak ada pelaksanaan shalat Jumat," kata seorang pria Uighur, Tursun, di luar Masjid Hantagri, salah satu bangunan tertua di ibu kota, pada saat sekitar 100 polisi membawa senjata mesin dan tongkat berdiri di dekatnya.

"Tidak ada yang bisa kami lakukan ... pemerintah takut bahwa masyarakat akan menggunakan pelaksanaan acara keagamaan itu untuk mendukung tiga kekuatan." Tiga kekuatan itu adalah sebutan pemerintah China terhadap ekstremisme, separatisme, dan terorisme. Kekuatan tersebut dikatakan berusaha memecah wilayah Xinjiang dari sebagai bagian China.

Xinjiang berpenduduk 8 juta suku Uighur yang lama mengaku mendapat tekanan dalam pelaksanaan keagamaan, politik, dan ekonomi oleh penguasa China. Kelompok ini menumpahkan kemarahannya, Minggu, dalam aksi-aksi protes yang cepat menjadi aksi kekerasan.

Pemerintah China mengatakan, 156 orang tewas dan lebih dari 1.000 orang lainnya cedera, pada saat kaum Muslim Uighur diserang kelompok etnis Han yang dominan.

Namun, orang-orang Uighur di pengasingan mengatakan, pasukan keamanan bersikap berlebihan terhadap aksi-aksi yang dilakukan secara damai itu. Mereka mengatakan, lebih dari 800 orang diduga tewas dalam aksi kerusuhan itu, termasuk petugas keamanan.

Aksi kerusuhan terus berlanjut pada awal pekan ini, pada saat ribuan orang Han tumpah di jalan-jalan bersenjatakan pisau, galah, serta senjata buatan lainnya dan berikrar untuk melakukan balasan terhadap suku Uighur.