Amazon Ad Tag

21 Mei 2009

Cuap tentang Kueku

Pernah coba yang satu ini? Bentuknya seperti roti bun, lingkaran warna putih, tembem seperti pipi, berisi ragam dari kentang, coklat, sampai kombinasinya. Waktu dulu masih kecil, cimur dibelikan kueku oleh popo tiap pagi dan sampai sekarang ini termasuk kue kegemaran. Sayang sudah sulit menemukannya sekarang, apalagi namanya kurang begitu dikenal. Contohnya saja, waktu nyebut namanya ke teman-teman malah pada bingung. Waktu dikasih lihat, pada bilangnya itu bakpao ... lah bingung deh. Padahal dibandingkan bakpao yang berisi daging atau kacang item dengan dasar dilapisi kertas, kueku itu lebih punya semangat Go Green! karena isinya bukan daging, dan dasarnya dilapisi daun pisang.

Uniknya kueku ini adalah ada kodenya untuk tiap rasa dengan warna merah yang dapat dilihat di kuenya, kalau satu titik seperti di gambar ini, artinya berisi kentang manis. Kalau dua titik, artinya berisi coklat. Kalau garis memanjang artinya kacang dan gula. Belakangan muncul versi kombinasinya, ada garis dua yang isinya coklat kacang dan titik garis yang isinya kentang kacang. Mungkin ada yang isinya ketiganya, tapi kurang tahu kodenya apa.

05 Mei 2009

Cuap tentang Tragedi Tiananmen

Generasi digital yang penuh informasi, tapi kalau yang namanya di cina dimana informasi dibatasi bahkan dipenggal, mungkin para anak muda disana tidak mengenal yang namanya tragedi tiananmen yang terjadi pada 3 juni 1989. Dimulai dari merebaknya protes dan tuntutan terhadap pemerintah untuk memberantas korupsi, sama seperti saat tragedi berdarah di universitas trisakti di 1998, saat itu pemerintah cina seperti hilang kesabaran dalam menghadapi para pelajar dan dengan kejam melindas para demonstran yang berbaris di jalanan dengan tank saat perintah untuk angkat kaki dari lokasi demo tidak digubris oleh para pendemo itu.

Seperti Jepang yang mengaburkan sejarah dengan isi buku pelajarannya yang tidak menyebutkan kejahatan jepang terhadap negara jajahannya, cina sepertinya membiarkan ketidakjelasan kejahatan terhadap kemanusiaan dan rakyatnya sendiri itu dengan mendiamkan kasus tersebut sampai sekarang dan bersikap seolah hal itu tidak pernah terjadi. Tak heran kalau anak muda sekarang akan bingung saat ditanya mengenai tragedi tiananmen.

Kasus tragedi trisakti yang berujung pada pengrusakkan dan kerusuhan mei 1998 juga sampai sekarang tidak jelas bukan? siapakah tokoh intelektual yang mendalangi kejadian itu, tidak jelas. yang ada cuma asumsi dan rumor beredar. Kalau benar salah satu rumornya maka yang perlu diadili sudah tidak adalagi, gimana dong? Apakah jadinya perlu dilupakan saja? Kalau anda jadi keluarga korban bagaimana rasanya? Kira-kira mungkin itu yang dirasakan oleh para demonstran tiananmen yang masih hidup atau anggota keluarga mereka yang masih ada sekarang ini.

----------------------

TRAGEDI TIANANMEN
Tank Itu Melindas Banyak Orang...

Senin, 13 April 2009 | 07:36 WIB

KOMPAS.com — Meski sudah 20 tahun berlalu, masih segar dalam ingatan Qi Zhiyong gambaran kekejaman tentara China di Lapangan Tiananmen. Asap gas air mata masih tercium menyengat.

Gambaran tank melindas orang masih jelas terekam. Luka tembak di kaki kirinya tetap terasa perih ketika mengingat tragedi Tiananmen.

Gelombang protes, yang dipimpin pelajar, bertahan hingga berminggu-minggu. Mereka menuntut kebebasan politik dan keseriusan pemerintah menumpas korupsi. Pada 3 Juni 1989, pemerintah lalu hilang kesabaran.

”Banyak orang dilindas tank. Genangan dan ceceran darah di mana-mana. Tank itu tak peduli, tetap saja jalan. Kalau teringat itu semua, perasaan saya masih bergidik sampai sekarang,” kata Qi (33), yang kini bekerja sebagai pekerja konstruksi.

Menjadi saksi mata kekejaman militer China sekaligus kehilangan kaki kiri mengubah Qi, yang semula pengikut setia Partai Komunis, menjadi aktivis yang mencoba mengungkapkan kebenaran dan fakta yang terjadi di Tiananmen. Tujuannya lebih sederhana, tetapi sulit mengingat Pemerintah China berusaha keras menghapus fakta sejarah Tiananmen. Karena perjuangannya ini, Qi lalu harus kehilangan pekerjaan, istri, dan kebebasannya.

”Generasi muda makan hamburger dan pakai baju merek terkenal. Ketika 4 Juni diperingati, mereka tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Demokrasi itu untuk seluruh rakyat. Kita perlu sosialisasikan ini kepada rakyat agar mereka paham,” kata Qi.

Sampai saat ini pemerintahan China tidak pernah menawarkan penyelidikan tragedi Tiananmen. Pembicaraan tragedi Tiananmen di publik justru dianggap sebagai sesuatu yang tabu diungkit. ”Partai Komunis mengklaim menjadi penyelamat rakyat dan itu adalah tindakan paling mulia. Pemerintah mengakui peduli pada HAM, tetapi nyatanya mereka menembaki rakyat,” kata Qi.

Dibungkam

Perjuangan Qi amat berat, apalagi karena ia berjuang sendirian. Siapa pun yang berani bicara di publik mengenai Tiananmen lantas ”dibungkam” pemerintah. Seperti yang terjadi kepada bekas tentara China yang ikut terlibat dalam insiden 1989 itu, Zhang Shijun. Bulan lalu ia ditahan setelah diwawancarai kantor berita The Associated Press. Hingga kini nasibnya tidak diketahui.

Meski berkali-kali ditahan, Qi tak juga jera. Berbagai media dilayaninya. Segala tindak-tanduknya tak pernah lepas dari pengawasan agen keamanan. Rumah dan keluarga Qi pun ikut diincar. Bahkan, Qi kerap menerima ancaman. ”Hati-hati. Meski cacat, Anda bisa dipenjara tahun ini,” kata seorang agen.

---------------------

Usut Tuntas Kasus Tiananmen

Jumat, 27 Februari 2009 | 13:08 WIB

BEIJING, JUMAT — Kelompok "Ibu-ibu Tiananmen" mengirimkan surat terbuka kepada Pemerintah China, Jumat (27/2). Mereka menuntut pengusutan tuntas kasus Tiananmen yang terjadi tahun 1989. "Lakukan investigasi resmi, beri kompensasi kepada keluarga korban dan hukumlah yang bersalah," begitu bunyi pernyataan kelompok solidaritas yang anggotanya terdiri dari para ibu yang anaknya terbunuh dalam unjuk rasa prodemokrasi di Lapangan Tiananmen pada 4 Juni, 20 tahun silam.

Kelompok itu juga mengatakan agar Pemerintah China memecahkan tabu unjuk rasa prodemokrasi. "Carilah kebenaran di balik kasus Tiananmen", begitu salah satu penekanan pada surat terbuka tersebut.